Tanggal 14 Desember lalu, Redfish [@redfishstream] membagikan video yang, bagi saya, sangat menggetarkan. Video tentang grup musik kerakyatan legendaris Chile, Inti-Illimani, tengah melantukan lagu El pueblo unido, jamás será vencido (Rakyat bersatu, tak bisa dikalahkan) di hadapan 500.000-an penonton.
Siapa Inti-Illimani?
Ini adalah kisah anak-anak muda yang diseret oleh revolusi ke jalan hidup yang penuh onak. Lantaran melantukan lagu-lagu rakyat, ia terbuang dari negerinya hingga puluhan tahun.
Inti-Illimani berawal dari anak-anak teknik. Mereka mahasiswa di Universidad Técnica del Estado (UTE) Chile. Ini merupakan salah satu kampus teknik tertua di Chile.
Kebetulan, kampus ini punya kantin bawah tanah yang tak lagi terpakai. Dalam ruangan yang tak berpenerangan itu, setiap hari Sabtu, sejumlah anak muda bermain musik.
Mereka adalah Horacio Durán (teknik kimia), Jorge Coulón (teknik elektro), Max Berrú (teknik mesin), dan Pedro Yáñez. Tahun 1967, anak-anak muda ini sepakat membentuk grup musik baru. Tapi, belum ada nama.
Saat itu, ketika anak-anak teknik itu tengah menyalurkan hobi bermain musik, Chile sedang demam musik-musik kerakyatan. Gerakan Nueva Canción (nyanyian baru) tengah naik daun di seantero Chile.
Gerakan Nueva Canción berusaha menggabungkan antara seni tradisional Amerika latin, folk, dan lirik yang mencerminkan jeritan rakyat tertindas.
Pelopornya, Violetta Parra, seorang musisi folk yang sangat populer di zamannya. Victor Jara, musisi rakyat Chile lainnya, juga menjadi bagian dari gerakan musik ini.
Singkat cerita, Horacio dkk segera terpapar oleh Nueva Canción. Realitas ekonomi-politik Amerika latin, dengan kemiskinan dan ketimpangan yang sangat nyata, memaksa banyak seniman untuk berpihak.
“Ini karena perbedaan yang sangat mencolok antara segelintir yang kaya dan mayoritas yang miskin. Sebagian besar musisi menjadi politis untuk mencari perubahan,” kata salah satu pentolan Inti-Illimani, Jorge Coulón, kepada Upside Down World.
Suatu hari, di tahun 1967, mereka mendapat untuk manggung di Kedutaan Besar Bolivia di Chile. Kebetulan, hari itu adalah peringatan kemerdekaan Bolivia.
Eulogio Dávalos, orang yang mengundang mereka, kemudian menamai grup musik tak bernama ini dengan: Inti-Illimani. Ini adalah bahasa dari suku asli terbesar di Bolivia, Aymara, yang berarti: matahari dari gunung Illimani.
Grup musik ini cepat naik daun. Tahun 1968, mereka sudah mendapat undangan manggung di Argentina. Tapi panggung mereka memang belum panggung musik besar.
Di perjalanan, beberapa personil keluar. Pedro Yáñez dan Luis Espinoza hengkang. Ernesto Pérez de Arce, seorang pemain jazz, bergabung.
Tahun 1969, Inti-Illimani kembali berkunjung ke Bolivia. Mereka manggung dua minggu di sana. Di sinilah mereka merekam album pertama dan kedua mereka: Si somos americanos dan Canciones de la Revolución Mexicana.
Kembali dari Bolivia, mereka mereka album lagi. Dinamai nama band sendiri: Inti-Illimani. Di album inilah terselip lagu-lagu ngetop band ini, seperti Simón Bolívar, El canelazo dan La fiesta de San Benito.
Di tahun ini juga, seorang sosialis maju sebagai Calon Presiden. Namanya Salvador Allende. Di bawah koalisi elektoral bernama Unidad Popular, Allende berhasil menghimpun semua kaum kiri, termasuk seniman.
Inti-Illimani langsung menjadi bagian dari tim kampanye Unidad Popular. Bersama Victor Jara, Quilapayún, musisi Nueva Canción lainnya.
Jika program politik lewat pidato atau orasi terlalu singkat waktunya dalam ingatan massa, maka tugas musisi kerakyatan untuk membuatnya mengendap lama lewat lirik-lirik lagu. Dan itulah tugas Inti-Illimani dan kawan-kawan.
Lahirlah album Canto al programa, kumpulan lagu-lagu yang menjabarkan program perjuangan Allende dan Unidad Popular lewat syair lagu. Sebagian besar liriknya ditulis oleh Sergio Ortega, pencipta lagu El pueblo unido, jamás será vencido.
Bersama Victor Jara, Inti-Illimani juga menyanyikan mars perjuangan Unidad Popular, Venceremos (Kami pasti menang). Inti-Illimani turun ke kampung-kampung, pabrik, ladang pertanian, hingga kawasan kumuh, untuk bernyanyi dan berkampanye.
Dan betapa besarnya kekuatan musik itu, Allende menang dalam pemilu. Dia menjadi marxis pertama yang berhasil menjadi Presiden lewat pemilu liberal.
Setelah Allende berkuasa, Inti-Illimani terus berkarya. Banyak lagu bagus lahir di era ini. Nama Inti-Illimani makin menggaung ke luar negeri, bahkan ke Eropa.
Berkat pemerintahan Allende, mereka hadir di Festival Pemuda Internasional di Berlin, lalu melalukan tour ke sejumlah negara komunis, seperti Vietnam Utara dan Uni Soviet.
Pada bulan September 1973, tepatnya 11 September 1973, mereka sedang di Italia. Dari kabar televisi, mereka melihat kudeta telah merobohkan pemerintahan Allende. Mereka menyaksikan pesawat tempur dan tank menggempur Istana Presiden.
Bukan hanya kaget, sedih, bercampur marah, satu hal yang tak terduga sebelumnya: kudeta menghalangi mereka untuk kembali ke negerinya. Rezim hasil kudeta, Pinochet, mengejar dan membunuhi aktivis kiri, termasuk musisi.
Hidup di pengasingan tentu sebuah pengalaman pahit bagi siapapun, termasuk bagi Inti-Illimani. “Menjadi exile sangat berat. Ini bukan obat yang baik bagi musisi dan bagi siapapun. Dan yang paling mengerikan adalah ketidakpastian: anda tidak pernah tahu berapa lama anda di negeri orang ataukah anda akan mati di negeri orang,” kenang Jorge Coulon.
Meski demikian, mereka tidak bisa menghindar dari kenyataan. Karena itu, personil Inti Illimani berusaha memetik pelajaran. Bagi Coulon, menjadi exile berarti bertemu orang-orang baru dan kenyataan baru. Dan itu berarti “sekolah baru” bagi mereka dan karya-karya mereka.
Puluhan tahun menjadi “buangan politik”, semangat Inti-Illimani tidak padam. Mereka terus berkarya. Juga menggalang perlawanan dari Eropa untuk menentang rezim Pinochet.
Tanggal 8 September 1988, Inti Illimani kembali ke negerinya. Ribuan rakyat Chile menyambut mereka di bandara. Mereka membuat pertunjukan darurat. Lagu pertama yang mereka nyanyikan berjudul “Vuevlo” (Aku Kembali). Ribuan orang ikut menyanyi bersama-sama. Hari itu sangat dikenang oleh anggota Inti Illimani. Bayangkan, 14 tahun diasingkan oleh rezim militer, ternyata mereka masih dicintai oleh rakyat Chile.
Inti-Illimani juga ikut dalam kampanye menentang keberlanjutan kekuasaan diktator Pinochet. Kampanye tersebut disebut “campaña por el NO” (Kampanye untuk mengatakan “Tidak” untuk 8 tahun lagi kediktatoran Pinochet). Sejarah mencatat, kampanye “No” memenangkan plebisit yang berlangsung tanggal 5 Oktober 1988.
Di bulan yang sama, Inti Illimani mengisi pertunjukan Amnesti Internasional di Mendoza, Argentina. Di sana ia satu panggung dengan artis-artis seperti Bruce Springsteen, Sting, Tracy Chapman, Peter Gabriel, Youssou N’Dour, dan lain-lain.
Sayang, pada tahun 2001, terjadi perpecahan di Inti-Illimani. Tiga pemain kunci, yakni José Seves, Horacio Durán and Horacio Salinas, menyatakan keluar. Belakangan tiga personil yang keluar ini membentuk Inti-illimani Historico. Sementara Jorgen Coulon bersaudara mengubah nama menjadi Inti-Illimani Nuevo (R).
Kini, setelah setengah abad melantukan nyanyian revolusi, Inti-Illimani masih tetap di jalan revolusi.
Tanggal 13 Desember lalu, saat Kongres bertajuk Concierto por la dignidad (Konser untuk Martabat), Inti-Illimani masih melantukan nyanyian revolusi. Suaranya masih tinggi dan menghentak saat menyanyikan El pueblo unido, jamás será vencido.
Raymond Samuel
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid