Mamuju, Berdikari Online- Puluhan warga desa Budong-Budong, Kecamatan Topoiyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat melaksanakan musyarawah dalam rangka menolak tambang.
Beradasarkan wawancara tim Berdikari Online dengan salah satu warga A. Mulyadi, Juga merupakan Anggota Petani Mandiri (Petanam) Nusantara menyampaikan bahwa tujuan musyawarah ini merupakan bentuk sosialisasi kepada Masyarakat terkait hadirnya tambang di Desa Budong-budong serta dampaknya.
“Saat ini Perusahaan tambang tersebut belum masuk ke daerah kami, akan tetapi wacana akan masuknya tambang tersebut sudah tersebar pada Masyarakat. Pertemuan ini membahas dampak lingkungan dan sosial jika tambang tersebut beroperasi” ujar Mulyadi.
Ia juga menjelaskan ada tiga desa yang akan terdampak langsung atas aktivitas tambang tersebut, yakni Desa Budong-budong mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah Nelayan, Desa Babana juga mayoritas Nelayan, dan Desa Panggalloang mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah petani. Desa Budong-budong dan Desa Babana adalah Desa nelayan yang terletak di Muara sungai Budong-budong.
Mulyadi mengatakan tiga Desa yang disebutkan pasti akan terdampak abrasi (Melebarnya batang sungai sebagai akibat dari terkikisnya tepian sungai dan abrasi pantai untuk dua desa, babana dan budong-budong). Aktifitas penambang yang berada dekat muara akan menghentikan kegiatan para nelayan untuk menangkap ikan.
“Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan Masyarakat di tiga desa tersebut akan menggalang solidaritas dan akan merencanakan Aksi Demonstrasi di Kantor DPRD Mamuju Tengah. Semua warga desa yang hadir dalam pertemuan tersebut sepakat untuk menolak Tambang dan akan mendukung full aksi tersebut,” kata Mulyadi.
Terakhir Mulyadi menegaskan akan menugaskan para pemuda ditiga Desa tersebut untuk mengkonsolidasikan masyarakat terutama yang blm semapat hadir di pertemuan ini. agar Masyarakat yang belum sempat hadir bisa Bersama-sama terlibat dalam aksi penolakan tambang tersebut.
(Feby)