Minimarket mulai merambah kota Pekanbaru, Riau. Baru-baru ini, Walikota Pekanbaru Firdaus MT telah mengeluarkan ijin kepada dua minimarket, yakni alfamart dan indomaret, untuk membuka 100 tempat usaha baru di Pekanbaru.
“Kehadiran minimarket di Pekanbaru bisa mengancam keberadaan ekonomi rakyat, khususnya pedagang menengah dan kecil,” kata Ketua Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), Antoni Fitra.
Fitra mengungkapkan, kedepan ini setidaknya ada 2 gerai Alfamart dan Indomart di setiap kelurahan di Pekanbaru. Sudah begitu, semua gerai itu akan beroperasi selama 24 jam.
Fitra pun merujuk pada hasil penelitian Lembaga Ketahanan Ekonomi Desa Nasional (LKEDN), bahwa setiap 1 gerai alfamart dapat membunuh 30-an usaha kecil dan menengah. Artinya, pembukaan 100 gerai alfamart berarti 3000-an usaha kecil dan menengah.
Selain itu, kata Fitra, setiap 1 unit usaha kecil-menengah itu pasti ada pemasoknya. Artinya, setiap kehancuran usaha kecil pasti akan merembes kepada sektor rakyat yang lain.
“Ya, ini akan menyebabkan banyak rakyat kehilangan pekerjaan dan tumpuan ekonomi. Ini sama saja dengan proyek pemiskinan,” kata Fitra.
Parahnya lagi, ungkap Fitra, kebijakan Walikota Pekanbaru itu tidak melalui konsultasi dan persetujuan DPRD. Artinya, Walikota dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini telah mengambil kebijakan sepihak.
“Kebijakan ini tidak pernah dibahas di DPR. Walikota juga tidak pernah melakukan konsoltasi dengan rakyat, terutama pedagang dan usaha kecil,” ungkap Fitra.
Merespon menjamurnya mini-market itu, SRMI dan puluhan organisasi rakyat se-Pekanbaru sudah menyiapkan perlawanan. Mereka sudah membangun koalisi bernama Gerakan Rakyat untuk Keadilan.
Menurut rencana, Gerakan Rakyat untuk Keadilan akan menggelar aksi massa di Kantor Walikota guna menggugat kebijakan itu.
Mahesa Danu
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid