Sosialis Venezuela Menangkan Mayoritas Kursi Legislatif Dalam Pemilu Parlemen

CARACAS: Partai Persatuan Sosialis Venezuela (PSUV) dilaporkan memenangkan mayoritas kursi parlemen dalam pemilu hari minggu kemarin (26/9), namun gagal meraih dua-pertiga kursi di parlemen.

Dalam penghitungan sementara, PSUV disebut meraih 95 kursi dari 165 kursi yang diperebutkan di majelis nasional, sementara oposisi diperkirakan mendapat 60 kursi, dan 7 kursi belum teridentifikasi.

Padahal sebelumnya oposisi mengklaim mendapatkan 52% suara, dan berharap bisa memblokir kebijakan sosialis dari Revolusi Bolivarian.

Di parlemen Amerika latin, PSUV menempatkan 5 orang wakilnya dengan perolehan suara 46,62%, sementara oposisi juga menempatkan 5 wakil dengan perolehan suara 45,1%. Perwakilan masyarakat adat yang terpilih adalah dari  CONIVE dengan 11.204.679 suara rakyat.

Tiga posisi legislatif juga disediakan untuk masyarakat adat. 1 dipilih berasal dari Fundation untuk Integrasi dan Dignfication, 1 adalah Gerakan Otonom Zulia, dan 1 berasal dari CONIVE.

Sebelumnya, dalam pemilu tahun 2005, kaum oposisi memboikot pemilu dan menyebabkan legislator pro-pemerintah (PSUV, PPT, dan PCV) menguasai 147 kursi. Pada bulan Juni 2009, kaum oposisi membentuk “Koalisi untuk Persatuan Demokratik (MUD)”, gabungan dari sedikitnya 50 partai politik oposisi.

Sosialis menang di beberapa daerah, diantaranya, Aragua, Barinas, Bolivar, Carabobo, Cojedes, Delta Amacuro, Distrito Capital, Falcon, Guarico, Merida, Monagas, Lara, Portuguesa, Trujillo, Vargas, dan Yaracuy. Semetara dua daerah hasil perolehan berimbang, yaitu Miranda dan Sucre.

Tantangan Bagi Revolusi Bolivarian

Seperti apapun hasil pemilu, seperti dikatakan Chavez, akan sangat menentukan nasib Venezuela ke depan; apakah melanjutkan dan memperdalam revolusi Bolivarian yang sudah memberi banyak manfaat kepada rakyat ataukah mengubah Venezuela saat ini menjadi koloninya orang asing.

Oposisi sendiri banyak belajar dari pengalaman boikot sebelumnya, yang ternyata tidak membantu mereka untuk menghentikan proses sosialisme. Beberapa hari sebelumnya, dengan bantuan media dan lembaga asing, oposisi sangat intensif melancarkan serangan yang mendiskreditkan pemerintahan Chavez. Beberapa lembaga asal AS, seperti National Endowment for Democracy (NED), USAID, IRI, diketahui memberikan dukungan dana, logistik, dan kampanye untuk oposisi.

Kalangan oposisi sangat tidak suka dengan berbagai misi sosial Chavez, yang ditudingkan dipergunakan untuk memenangkan Gubernur dan Walikota pada tahun 2008, dan melancarkan serangkaian serangan untuk mengganggu misi sosial pemerintah tersebut.

Mereka juga sangat intensif melancarkan propaganda untuk mendiskreditkan dokter Kuba, yang selama ini telah memberikan kontribusi penting untuk memajukan standar kesehatan rakyat Venezuela.

Meskipun begitu, Partai Persatuan Sosialis Venezuela tidak mau menyerahkan nasib rakyat Venezuela kepada oposisi.  “kelompok anti-pemerintah sedang mempersiapkan kecurangan dan mengarahkan negeri ini pada kekacauan. Mereka jelas akan meneriakkan itu dan kami tidak ingin mereka memusnahkan Venezuela,” ujar jubir PSUV.

Terkait hasil pemilihan hari ini, kaum sosialis menegaskan bahwa rakyat Venezuela telah keluar secara massal untuk menggunakan hak mereka di tempat pemilihan. Meskipun hujan, pemilih tetap mendatangi tempat pemungutan suara, untuk membelah tanah air dan melanjutkan proses revolusioner.

“Kemenangan calon Bolivarian mewakili kontinuitas politik dan konsolidasi revolusi dan sosialisme yang dipimpin oleh Presiden Hugo Chavez, dan partisipasi aktif untuk memperdalam Kekuasaan Rakyat,” demikian disampaikan jubir PSUV terkait hasil pemilihan.

Dengan kemenangan hari ini, menurut Aristobulo Isturiz, kepala komando Bolivar 200 PSUV, menegaskan bahwa PSUV menjadi kekuatan politik utama di negara tersebut, jauh dari organisasi-organisasi oposisi yang membentuk persatuan (MUD). (Rh)

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid