Rakhmad Husein: Jadi Caleg Untuk Memperjuangkan Rakyat

Terjun ke gelanggang politik, di jaman orang sangat apatis terhadap politik, bukanlah perkara gampang. Ini seperti pengembara yang berteriak-teriak di tengah padang pasir. Tidak bakalan didengar…

Tetapi di Bandar Lampung, seorang calon legislatif (Caleg) tidak patah arang. Namanya Rakhmad Husein. Ia adalah caleg DPRD kota Bandar Lampung. Melalui partai Golkar, Husein maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Bandar Lampung: Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kecamatan Enggal, Kecamatan Tanjung Karang Timur, dan Kecamatan Kedamaian.

Di pemilu 2014 ini, Husein–sapaan akrabnya–mengaku membawa misi besar. Tak hanya merebut kursi Wakil Rakyat, tetapi juga penyadaran politik dan membangun gerakan rakyat. Sudah begitu, kalau dirinya berhasil terpilih nanti, maka posisinya sebagai wakil rakyat akan diperuntukkan untuk perjuangan rakyat.

Namun demikian, Husein menyadari perjuangannya tidak mudah. Di hadapannya banyak aral melintang. Pertama, ia berhadapan dengan sistem politik liberal. Sebuah arena tarung bebas antara mereka yang bermodal. Kredonya: siapa punya uang, dialah yang menang. Kedua, ia berhadapan dengan massa rakyat yang sudah terlanjur apatis terhadap politik dan politisi. Tak jarang, karena dijepit kemiskinan, rakyat berpikir pragmatis.

Berbekal pengalaman

Husein mengaku, bekal terbesar baginya untuk maju sebagai Caleg adalah pengalaman perjuangan. Memang, pemuda kelahiran Tanjung Karang, Bandar Lampung, 6 Mei 1978 ini memang dikenal sebagai aktivis pergerakan.

Awalnya, Husein bergabung dengan organisasi kebudayaan bernama Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker). Ini adalah organisasi yang didirikan oleh seniman kerakyatan pada tahun 1993. Di bawah panji-panji Seni untuk Rakyat, para aktivis Jaker menjadikan seni sebagai senjata untuk membebaskan rakyat dari segala bentuk penghisapan dan penindasan.

Husein sangat aktif di Jaker. Di organisasi inilah yang mengembangkan bakat berkeseniannya. Tentunya, seni untuk rakyat. Ia aktif menggelar pentas kebudayaan di kampus, jalanan, pabrik-pabrik, dan kampung-kampung. “Setiap tempat adalah panggung, dan setiap orang adalah seniman,” begitulah slogannya.

Tetapi di Jaker ini pula Husein mengasah kesadaran politiknya. Ia sadar, jika ingin membebaskan rakyat, haruslah dengan pergerakan politik. Karena itu, Husein pun memilih bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD). “PRD tegas mengusung sebuah politik yang memihak rakyat tertindas. Itu sesuai dengan keyakinan politik saya,” tuturnya.

Di tahun 2003, Husein ditunjuk sebagai Ketua PRD Lampung. Ia memegang posisi ini dua periode: 2003-2006 dan 2006-2008. Sejak itulah namanya mulai meroket di jagat politik Lampung. Selain sering terlibat memimpin aksi-aksi rakyat, komentar-komentar Husein juga sering mewarnai media massa di Lampung.

Bersama PRD ia mengorganisir rakyat tertindas, seperti buruh, petani, pedagang, dan kaum miskin kota. Melalui media massa, ia juga sering menohok kebijakan rezim lokal di Lampung yang tidak memihak rakyat banyak. Makanya, di tahun 2006, ia dinobatkan sebagai “aktivis mahasiswa terpopuler” di media cetak se-Lampung.

Agenda politik di parlemen

Menurut Husein, banyak orang berlomba-lomba menjadi anggota DPR karena motif ekonomi, yakni memperkaya diri. Juga banyak yang bermimpi menikmati status sosial tinggi, fasilitas mewah, gaji, dan tunjangan.

Namun, Husein mengingatkan, mereka yang menjadi anggota parlemen karena kepentingan pribadi jelas tidak punya agenda politik. “Politik itu soal seni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat. Jadi, kalau tidak bicara kepentingan rakyat, itu bukan politik,” katanya.

Karena itu, untuk membedakan dirinya dengan politisi yang sekedar mengejar kepentingan pribadi, Husein jauh-jauh hari sudah merancang agenda politiknya di parlemen nanti.

Ada beberapa agenda mendesak yang hendak ia perjuangkan: pertama, memperjuangkan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan dan kesehatan rakyat; kedua, memperjuangkan anggaran yang lebih besar untuk layanan publik yang modern, massal, dan terjangkau oleh rakyat; ketiga, memperjuangkan kebijakan yang mendorong penciptaan lapangan kerja; keempat, memperjuangkan Perda yang melindungi pasar tradisional dan pedagang kecil.

Selain itu, Husein juga berjanji akan menggunakan posisinya sebagai wakil rakyat untuk menyuarakan, mengadvokasi, dan memperjungkan hak-hak rakyat. Ia akan siap menerima dan merespon berbagai keluhan rakyat kapan saja dan di mana saja. “Sekarang saja, kalau ada rakyat meminta bantuan, saya langsung turun. Ini juga akan saya praktekkan kalau terpilih sebagai anggota DPRD,” janjinya.

Ia juga punya beberapa komitmen ketika kelak terpilih sebagai anggota DPRD, seperti membuat laporan reguler mengenai aktivitasnya di parlemen kepada konstituen, memperjuangkan penyusunan APBD dan Perda secara partisipatif, dan memilih tetap hidup sederhana kelak ketika terpilih sebagai anggota DPRD.

Untuk kepentingan proyek politik yang lebih strategis, yakni kepentingan bangsa dan negara, Husein mengusung kampanye memperjuangkan penegakan pasal 33 UUD 1945. Ia juga mengkampanyekan perlunya bangsa Indonesia kembali ke cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

Metode perjuangan: Turba

Cara mencerminkan tujuan. Artinya, jika sekarang ada caleg menggunakan politik uang, maka nantinya dia juga akan menggunakan jabatannya untuk mengumpulkan uang.

Karena itu, Husein menampik jauh-jauh model politik uang. Ia juga tidak mau menjadi “caleg elitis”, yakni caleg yang terpisah jauh dengan massa-rakyat. Ia juga tak mau disebut “caleg salon”, yakni caleg yang sibuk memoles dirinya dengan pencitraan.

Husein memilih jalan “Turba”–akronim dari ‘turun ke bawah’–alias blusukan. Dengan metode Turba, Husein mengunjungi rumah-rumah rakyat di Dapilnya. “Di situlah saya belajar mendengar, menyerap, dan mendiskusikan apa sebetulnya keinginan rakyat,” kata Husein.

Metode itu sudah dilakukannya sejak 2 Desember lalu. Ia mengungkapkan, sudah lebih dari 600-an rumah yang dikunjunginya. Sebagian besar menerimanya dengan baik. “Mereka mengungkapkan berbagai persoalan yang dialami, seperti soal pendidikan, kesehatan, dan layanan publik,” ungkapnya.

Setiap harinya Husein mengunjungi 30 hingga 40-an rumah. Sejauh ini, Husen merasa respon rakyat sangat positif. “Sejauh ini saya hanya ditolak di 8 rumah. Alasannya, mereka sudah punya caleg pilihan,” ujarnya.

Rencananya, di hari ke-31 nanti, Husein berencana melakukan semacam “blusukan massal”. Ia akan mengajak kawan-kawan seperjuangannya, yakni dari Partai Rakyat Demokratik (PRD), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), dan seniman-seniman kerakyatan, untuk datang bersama-sama ke kampung-kampung rakyat.

“Di situ nanti saya dan kawan-kawan akan menggelar pementasan budaya, tetrikal, dan mimbar bebas. Ini merupakan panggung-panggung untuk mengajar rakyat mengenal saya, perjuangan saya, dan program perjuangan saya,” bebernya.

Perjuangan Husein memang berat. Namun, ia berpegang pada prinsip: “jangan mengeluh, mengeluh tanda kelemahan jiwa.” Ia yakin, sebuah perjuangan yang dilandasi cita-cita mulia, dan disertai dukungan rakyat, pasti akan meraih kemenangan.

Mahesa Danu

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid