PRIMA: Kami Nasionalis, Religius dan Kerakyatan

Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) menanggapi hoax yang disebar lewat pesan berantai di media sosial, khususnya whatsapp.

Pesan itu ditulis menyertai link dari pemberitaan RMOL. Isi pesannya: “Hati2 PRD dan Aliran Kiri (Komunis) Ganti Baju nama parpolnya PRIMA. Beritahu Teman-teman lainnya jangan sampai terjebak!”

Wakil Ketua DPP PRIMA, Ma’ruf Asli Bhakti, menegaskan partainya sudah mendapat legalitas sebagai partai politik di Kementerian Hukum dan HAM RI. Dengan demikian, PRIMA sudah memenuhi ketentuan konstitusi dan perundang-undangan.

“Pesan berantai melalui grup medsos itu tidak benar dan menyesatkan,” kata Ma’ruf melalui siaran pers, Selasa (30/3/2021).

Mantan Ketua HMI-MPO cabang Yogyakarta ini melanjutkan, di pemberitaan RMOL yang dibagikan itu sebetulnya tak menyinggung soal komunisme. Namun, oleh si pembuat pesan berantai justru dikait-kaitkan dengan komunisme.

“Dari sini sangat jelas ada maksud ingin menyudutkan kami, terutama oleh orang yang pertama membuat pesan itu dan menyebarluaskannya,” terang dia.

Ma’ruf menjelaskan, pendirian PRIMA memang diinisiasi oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan sejumlah tokoh. Namun, partai ini terbuka kepada siapa pun yang setuju cita-cita politik partai ini.

“PRIMA menjadi rumah besar bagi segenap komponen anak bangsa yang menghendaki Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.

Dia juga menjelaskan, sekarang ini komposisi kepengurusan PRIMA tak hanya diisi oleh aktivis PRD, tetapi juga aktivis berlatar organisasi islam dan nasionalis.

“Banyak yang belum tahu, PRIMA berdialektika menjadi partai tengah. Kami mengusung tema besar kebangsaan, kerakyatan dan keummatan,” terangnya.

Untuk diketahui, pada awal 2019, berangkat dari situasi bangsa yang dikelilingi banyak persoalan, dari ketimpangan ekonomi, kemiskinan, hingga ancaman krisis ekologi, sejumlah aktivis mulai menggagas partai alternatif.

Proses itu diprakarsai oleh PRD dan sejumlah gerakan sosial. Mereka mengumpulkan sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang. Juga kaum profesional, pelaku usaha, dan intelektual. 

Hingga, pada pertengahan 2019, mereka bersepakat mendirikan PRIMA. Partai ini berazaskan Pancasila dan mencita-citakan indonesia sesuai pembukaan UUD 1945.

“Kami menganggap Pancasila sebagai gagasan terbaik untuk menjawab berbagai persoalan kebangsaan hari ini,” kata Ketua Umum PRIMA, Agus Jabo Priyono, seperti dikutip berdikarionline.com, (10/3).

PRIMA merupakan partai terbuka. Siapa pun warna negara, sepanjang sudah punya hak politik, boleh bergabung di dalam partai ini.

“Sebetulnya, platform kami adalah nasionalis, religius dan kerayatan. Itulah realitas politik Indonesia,” tegas Agus Jabo.

Karena itu, selain bergandengan dengan kelompok nasionalis dan kerakyatan, PRIMA juga berangkulan dengan organisasi-organisasi islam.

Sejauh ini, DPP PRIMA sudah bersilaturahmi dengan sejumlah organisasi dan tokoh Islam, seperti mengunjungi Presiden PSII yang bermarkas di Grogol, Ketua dan Pengasuh Pondok Yayasan Taman Qur’an Indonesia (Ust. Andi Arlin, Lc., MA), Ketua Harian Parmusi, KH. Farid Okbah, Pemuda Muslimin Indonesia, Pemuda Hidayatullah, sejumlah Alumni HMI MPO, PB PII dan lainnya.

MAHESA DANU

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid