Partai Rakyat Demokratik (PRD) terus meluaskan organisasinya. Kini, di Bali, PRD tidak hanya di Denpasar, sebagai ibu kota Provinsi Bali, tetapi mulai masuk juga di Badung, kabupaten tetangga Denpasar.
Yang menarik, kendati masih seumur jagung, partai yang memiliki lambang bintang kuning dan gir itu membuat koran dinding (kording) di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung.
”Koran dinding ini sudah kami buat sebulan ini,” tandas Deputi Politik KPK PRD Badung, Wayan Setiawan, Kamis (19/3/2015).
Menurut Setiawan, kording ini menjadi salah satu alat pendidikan politik untuk rakyat. Sebab, isi dari kording ini merupakan tulisan-tulisan yang memberikan wawasan kepada massa rakyat agar memahami kondisi bangsa saat ini, serta memberikan jalan keluarnya.
”Saat ini, kording ini kami isi tulisan-tulisan yang diambil dari situs Berdikari Online,” paparnya.
Di antaranya, lanjut dia, tulisan itu adalah terkait pandang-pandangan Sukarno tentang imperialisme, maupun editorial Berdikari Online. Juga cerita-cerita tentang perjuangan bangsa lain atau tokoh yang melawan imperlisme.
”Pandangan Bung Karno terkait Tri Sakti sebagai obat bagi penyakit imperialisme yang menjangkit di bangsa ini juga kami tempelkan di kording,” jelas dia.
Menurut Setiawan, pembuatan kording ini tidak membutuhkan biaya yang besar. Katanya, berpolitik itu bisa tidak harus menggunakan ongkos yang mahal. Namun, berpolitik bisa dengan biaya kecil seperti kording ini, yakni untuk memberikan kemajuan kesadaran massa. Bahan untuk membuat kording ini menggunakan styrofoam, ditambahkan lambang dan tulisan PRD yang dicat dan ditempelkan di tembok menghadap ke jalan utama desa. Lantas, tulisan-tulisan di Berdikari Online itu tinggal dicetak (diprint) dan ditempelkan menggunakan paku payung.
”Sangat sederhana. Biayanya juga murah,” beber dia.
Menurutnya, kording ini bisa menjadi sakah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan dana yang dihadapi partai. Diakui, akan sangat baik pula kalau bisa membuat Koran partai yang bisa dijangkau rakyat sampai ke desa-desa. Akan tetapi, itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di sisi lain, keuntungan dari kording ini, rakyat bisa bertemu satu sama lain, dan mendiskusikan apa yang ditulis di kording ini.
”Tulisan di kording ini untuk sementara kami ganti dengan tulisan lain secara regular seminggu sekali,” jelas lelaki asal Banjar Tanggayudha, Desa Bongkasa ini.
Setiawan berharap, kording ini bisa dibuat dalam jumlah masal. Bahkan, tidak hanya satu desa satu kording. Tapi, bisa dibuat lebih banyak, misal satu banjar (dusun) satu kording. Bisa pula kording ini ditempatkan di lokasi-lokasi yang strategis atau ramai seperti pasar dan lainnya, singkatnya yang mudah digapai rakyat banyak.
”Kami ingin mengajarkan kepada rakyat, bahwa berpolitik itu yang mencerdaskan. Sehingga rakyat tahu, mana musuh pokok atau utama kita saat ini, yaitu imperialisme,” terangnya.
”Kording juga bisa menjadi salah satu alat rekrutmen keanggotaan PRD. Karena dipasang juga tulisan bagaimana menjadi anggota PRD berikut kontak yang bisa dihubungi,” pungkas.
Gede Urip Mahardika
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid