Pentagon Tolak Berbagi Data Intelejen Soal Teroris Dengan Rusia

Jurubicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Letnan Kolonel Michelle Baldanza, mengatakan bahwa AS tidak akan berbagi data intelejen dengan Rusia sepanjang Rusia tidak mengubah strateginya yang mendukung Presiden Bashar al Assad.

Sejak memulai kampanye anti terorisnya dengan mengirimkan pesawat tempur ke Suriah akhir September lalu, Rusia telah berulangkali menawarkan kepada AS untuk berbagi informasi seputar keberadaan kekuatan teroris di Suriah. Namun tawaran ini tidak pernah ditanggapi oleh Amerika Serikat.

Posisi Amerika Serikat dan Rusia masih bertentangan terhadap masa depan al Assad. Di satu sisi AS bersikeras bahwa Assad harus melepas jabatannya sebagai presiden yang sah di negeri itu. Sementara Rusia menganggap posisi Assad sangat vital sebagai kekuatan terpenting dalam perang melawan kekuatan teroris seperti NIIS dan Front al Nusra.

Penolakan dari Pentagon ini telah memperkuat analisa sebagian kalangan bahwa AS terlibat dalam menciptakan dan melindungi kelompok teroris di Suriah yang berusaha menghancurkan legitimasi pemerintahan Bashar al Assad. Sebelumnya, Rusia telah mempublikasi foto satelit dan rekaman video yang membuktikan keterlibatan sekutu AS, Turki, dalam perdagangan minyak ilegal dengan NIIS. Namun AS menolak tuduhan tersebut tanpa menguji bukti-bukti yang disajikan Rusia.

Di sisi lain Rusia masih terus menggempur posisi-posisi kelompok teroris dengan serangan udara, termasuk serangan atas lalu lintas penyelundupan minyak mentah yang berusaha memasuki perbatasan Turki melalui Suriah maupun Irak.

Sejauh ini kerjasama antara Rusia dan AS hanya terjadi pada level teknis komunikasi untuk menghindari insiden benturan antar dua kekuatan militer yang sedang beroperasi di wilayah tersebut.

 RT/WSJ/Mardika Putera

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid