Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Pematangsiantar, Sumatera Utara, ditandai dengan penolakan terhadap rencana pengesahan RUU Pendidikan Tinggi (RUU PT).
Hal tersebut disuarakan oleh 50-an Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Mereka menggelar aksinya di Kantor Walikota Pematangsiantar.
Aksi massa ini sempat diwarnai kericuhan. Itu tatkala demonstran mengetahui pejabat Walikota dan pegawainya tak berada di kantor. Hanya pasukan Satpol PP yang berbaris siap menghadang massa aksi.
“Ini membuktikan betapa buruknya pemerintah di sini. Jangankan untuk mengurusi pendidikan rakyat, untuk bekerja di kantornya saja tidak becus,” kata Ketua LMND Pematangsiantar, Vivien, dengan nada setengah berteriak.
Di spanduk massa aksi tertulis “Tolak RUU PT”. Vivien menjelaskan, jika RUU PT tetap disahkan, maka sistim pendidikan tinggi akan berubah menjadi lembaga mencari untung alias profit.
“Pendidikan bukan lagi untuk mencerdaskan bangsa, melainkan mengakumulasi keuntungan sebesar-besarnya,” kata Vivien.
Selain itu, Vivien menambahkan, privatisasi pendidikan semacam itu akan memicu kenaikan biaya pendidikan. Ia mengungkapkan, banyak jurusan di berbagai universitas bergensi dibandrol dengan harga ratusan juta.
Akibatnya, kata Vivien, pendidikan tidak bisa diakses oleh massa rakyat. “Ini bertentangan dengan cita-cita nasional kita: mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap aktivis perempuan yang suka mengenakan kerudung ini.
MINAR CHRYSTIN
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid