Ketika Seorang Marinir Membela Aktivis “Occupy Wall-Street”

Meskipun sering diklaim negara pembela demokrasi, tetapi Amerika Serikat terbukti memiliki struktur kekerasan paling brutal di dunia. Jangankan terhadap bangsa-bangsa lain di dunia, terhadap rakyatnya pun mereka sangat brutal.

Seperti terjadi saat membesarnya gerakan anti wall-street baru-baru ini. Sekitar enam minggu yang lalu, Polisi New York menangkap hampir seribuan demonstran “Occupy Wall Street/OWS”.

Dalam beberapa tayangan video, baik di televisi maupun jejaring sosial, tampak kebrutalan polisi New York saat menghadapi aktivis. Mereka membanting aktivis ke tanah, menyeret-nyeret, memukuli, bahkan menyemprot merica. Kejadian itu memicu kemarahan publik Amerika dan dunia.

Maklum, Departemen Kepolisian New York (NYPD) adalah terbesar dan terkuat di Amerika Serikat. Mereka diperkuat sedikitnya 38 ribu personil. Mereka juga ditopang oleh dukungan logistik dari korporasi-korporasi yang bermarkas di New York.

Tetapi Polisi New York tetap tidak bertobat. Tindakan kekerasan masih terus dipertontonkan dan hal itu juga terjadi di kota-kota lain di Amerika Serikat. Kasus terbaru adalah pembubaran aksi aktivis “Occupy California” dan “Occupy Atlanta”. Kejadiannya baru siang tadi.

Tetapi kejadian baru-baru ini, saat NYPD berusaha memukuli aktivis OWS, seorang anggota marinir AS telah tampil kedepan untuk membela demonstran. Sersan Shamar Thomas, nama anggota Marinir itu, mengutuk taktik brutal kepolisian itu.

Ia berdiri di depan barisan Polisi. “Ini bukan zona perang,” kata Sersan Thomas, “ ini adalah rakyat tak bersenjata.” Kontan saja ia menjadi buah bibir publik dan media massa di Amerika Serikat.

Sersan Thomas pernah bertugas selama 14 bulan di Irak. Ia adalah anggota pasukan lapis baja Amerika Serikat. Katanya, perlakuan tentara terhadap orang-orang sipil di Irak masih lebih baik dibanding perlakuan NYPD kepada warganya sendiri.

“Di sana, rakyat Irak melempar batu. Dan kemudian semuanya melempari kami batu. Ada anggota marinir yang terkena di wajahnya. Tetapi kami tidak menangkap seorang pun. Tidak juga memukuli mereka. Tetapi polisi di sini melakukannya terhadap warga sipil tak bersenjata di negerinya sendiri,” ungkapnya.

Karena aksinya itu, Sersan Thomas dianggap pahlawan oleh para aktivis di Zuccotti. Ia sendiri mengaku tidak anti-polisi, melainkan anti terhadap kebrutalan polisi.

Sebelumnya, sekelompok marinir mendirikan kelompok bernama “occupymarinir”. Di halaman facebook-nya, kelompok ini menyerukan kepada seluruh veteran dari cabang militer untuk bergabung dalam Occupy Wall Street.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid