Tiga ratusan orang petani dari Front Perjuangan Rakyat Meranti (FPRM) menggelar istghozah besar-besaran siang (7/7) tadi. Acara istighozah ini dilangsungkan di masjid Masjid Ar-Riyadloh, desa Mekar Sari.
Menurut Muhamad Riduan, salah seorang jubir FPRM, acara ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali semangat petani pasca insiden penangkapan sewenang-wenang pada tanggal 9 Juni lalu.
“Akibat tindakan represif aparat kepolisian, banyak masyarakat yang mengaku sangat trauma dengan kejadian tersebut,” ujar Ridwan.
Acara istighozah ini dipimpin langsung oleh sejumlah ulama setempat, diantanya: Ustadz Sudarman, Kh.Ali Barkah, Ustad Yakup, H.Alim mengkirau, dan KH. Sholeh (Kholifah).
Sebelum memulai acara istighozah, para petani dari berbagai desa itu melakukan konvoi keliling sejumlah desa. Hal itu dimaksudkan untuk membangkitkan semangat petani dari desa-desa lainnya.
Selain menggelar istighozah, para petani ini juga mengumpulkan bantuan berupa beras dan Indomie. Bantuan ini akan diperuntukkan kepada ibu-ibu yang ditinggal oleh suaminya karena bersembunyi di hutan.
Untuk diketahui, pada tanggal 9 Juni 2011 lalu, Polisi dari Polres Bengkalis melakukan penangkapan illegal kepada tiga orang petani pulau padang. Proses penangkapan dilakukan pada dini hari.
Menurut pengakuan dari tiga petani yang ditangkap, mereka diperlakukan layaknya teroris oleh polisi. Polisi menutup kepala ketiga petani itu dengan topeng, lalu memborgol kedua tangannya.
Padahal, menurut pengakuan petani, pihaknya hanya dipanggil untuk memberikan keterangan. Akibat perlakuan polisi yang sangat berlebihan ini, banyak suami atau pria yang memilih masuk hutan untuk bersembunyi. Mereka pun meninggalkan istri dan anak-anaknya di rumah.