Di Surabaya, PRD Dirikan Posko Tangkal virus Korona

Pagebluk akibat virus korona baru, atau sering disebut covid-19, semakin mengkhawatirkan. Di dunia, penyakit ini telah menginfeksi 341.387 orang dan menyebabkan 14.746 orang meninggal.

Di Indonesia, hingga Minggu (22/3) kemarin, covid-19 sudah menginfeksi 514 orang dan menyebabkan 48 orang meninggal dunia. Kini, wabah ini sudah menyebar di 20-an provinsi di Indonesia.

Menghadapi situasi yang kian mengkhawatirkan itu, Komite Pimpinan Kota Partai Rakyat Demokratik (KPK-PRD) kota Surabaya mendirikan posko. Namanya: Posko Tangkal Korona (Postakor).

Ketua KPK PRD Surabaya Samirin mengatakan, salah satu agenda yang sedang dikerjakan oleh Postakor adalah melakukan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah warga dan fasilitas umum.

Baca juga: PRD: Bangun Persatuan dan Solidaritas Menghadapi Pandemi Korona

“Tahap pertama, kami melakukan penyemprotan disinfektan di jalan Semarang Surabaya. Mulai dari rumah warga hingga fasilitas umum,” kata Samirin, Minggu (22/3).

Dia melanjutkan, selain melakukan penyemprotan disinfektan, Postakor juga akan melakukan sosialisasi terkait pencegahan virus korona kepada warga masyarakat.

Di Jawa Timur, ada 41 orang warga yang sudah dinyatakan positif covid-19. Sebanyak 29 orang diantara mereka tinggal di kota Surabaya.

Samirin menjelaskan, prinsip Postakor adalah pelibatan warga masyarakat yang terlatih agar bisa bergotong-royong mencegah penyebaran virus korona.

Posko ini akan dipimpin oleh tenaga kesehatan yang kompeten, yang akan berkoordinasi dengan pemerintah dan fasilitas kesehatan yang memang diperuntukkan untuk merawat pasien korona.

“Untuk awal, termasuk kegiatan penyemprotan disinfektan ini, semuanya bersifat swadaya. Kami membelinya secara swadaya bersama beberapa warga,” ungkapnya.

Dia menegaskan, kunci untuk menghadapi pandemi korona adalah solidaritas, kerjasama, dan persatuan, dengan menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat di atas segala-galanya.

Terkait kasus covid-19 di Surabaya, Samirin mendesak Pemkot Surabaya agar membuka informasi terkait peta penyebaran virus korona kepada warga masyarakat.

Selain itu, ia juga mempersoalkan minimnya alat pelindung diri (APD), seperti masker.  Padahal, keberadaan masker dan alat-alat kesehatan lainnya sangat dibutuhkan sebagai pelindung diri untuk mengurangi ancaman virus.

Terakhir, pihaknya juga mendesak Pemkot Surabaya untuk melakukan pemeriksaan dan tes kesehatan secara gratis dan massal kepada warga Surabaya.

Hendraven Saragih

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid