Demokrat Mulai Tersingkir Dalam Pemilu Sela AS

Partai Republik, yang menjadi oposisi terhadap pemerintahan Obama, mencetak kemenangan awal yang menyakinkan untuk menggusur dominasi partai berkuasa, demokrat, dalam pemilu sela (midterm election) kemarin (2/11).

Pemilu ini akan memperebutkan seluruh 435 kursi di DPR atau Majelis Rendah Kongres, 37 kursi di Senat atau Majelis Tinggi, dan 37 dari 50 gubernur. Hasil sementara menunjukkan, Demokrat baru mendapatkan 72 kursi, sementara partai Republik sudah mendahului dengan 124 kursi.

Menurut media setempat, Partai Republik hanya membutuhkan tambahan 39 kursi untuk menguasai parlemen dan 10 kursi untuk memegang kendali di senat.

Meskipun Republik sudah mendapatkan 3 kursi di senat sejauh ini, namun sebagian besar jajak pendapat menyimpulkan bahwa Demokrat masih akan memegang mayoritas di Senat, tapi jumlah kursinya menurun.

Sejumlah kandidat senat yang diperkirakan dimenangkan oleh Republik, antara lain, Dan Coats di Indiana, John Hoeven di North Dakota,  dan Rand Paul di Kentucky.

NBC memprediksikan kemenangan kandidat Republik Marco Rubio di Florida, sedangkan kandidat Tea party, Christine O’Donnell, akan kalah di Delaware.

Pamor Obama Menurun

Jika melihat pada pemilihan sebelumnya, Obama sanggup menjadi magnet untuk janji-janji perubahan di Amerika Serikat. Namun, seiring dengan semakin kuatnya pengaruh krisis dan tidak ada pergeseran berarti dalam kebijakan Obama, maka sebagian besar publik Amerika menggeser dukungan.

Dalam jajak pendapat yang diselenggarakan ABC, terungkap kalau 88% warga Amerika percaya ekonomi nasional dalam kondisi yang buruk.

Berdasarkan temuan ABC, 73% responden merasa tidak puas atau bahkan marah (26%) dengan kinerja pemerintahan.

Popularitas Obama telah merosot, dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahannya semakin menurun. Apalagi, partai Republik sangat lihai memanfaatkan prustasi dan ketidakpuasan terhadap lambatnya pemulihan ekonomi, pengangguran yang tinggi, dan deficit anggaran federal.

Patricia Elizondo, Presiden dari Asosiasi teknisi lokal Milwaukee, mengatakan kepada New York Times bahwa serikat buruh sangat sulit memotivasi anggotanya untuk memberikan suara kepada partai demokrat.

Keburukan Two-Party System

Meskipun suara Republik menaik, tetapi sesungguhnya ini sinyal yang lebih buruk. Partai Republik, yang didalamnya berkumpul kalangan konservatif seperti Tea party, adalah partai yang lebih buruk dan reaksioner dalam mengelola pemerintahan.

Meskipun kedua partai dianggap sama buruknya, tapi sistim politik Amerika menutup kesempatan pemilih Amerika untuk mencari pilihan alternatif. Akibatnya, berlakulah slogan lama, “pilihlah yang terbaik diantara yang terburuk’.

Baik partai demokrat maupun republik, keduanya mewakili kepentingan segelintir elit bisnis yang berkuasa di Amerika Serikat. Jika diperiksa dalam hal kebijakan pun, keduanya tidak memperlihatkan derajat perbedaan yang jauh.

Pilihan Lain

Berhadapan dengan tangan besi sistim politik Amerika, sejumlah aktivis gerakan mencoba maju dalam pemilihan untuk menawarkan alternatif.

Kandidat partai Sosialis, Dan LaBotz, maju sebagai kontestan senat di Ohio. Namun, berbeda dengan yang lain, dia mempropogandakan pentingnya mengorganisir dari bawah untuk perubahan fundamental, dan mengkampanyekan ide-ide sosialis secara luas.

Selain itu, beberapa kandidat partai hijau (green) layak mendapatkan dukungan. Aktivis veteran, Howie Hawkins, juga maju untuk kandidat gubernur di New York dan menawarkan ide-ide kiri pada saat pemilihan.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid