Lahir dari latarbelakang kelas pekerja, Marin mendukung ide-ide tentang kesetaraan. Dia mememperjuangkan masyarakat yang lebih setara secara ekonomi, politik dan sosial.
Pekan ini, Finlandia akan punya Perdana Menteri baru, yang berusia masih sangat muda. Sanna Marin, 34 tahun, akan menjadi Kepala Pemerintahan termuda di dunia.
Pekan lalu, Antti Rinne meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri Finlandia. Mantan aktivis Serikat Buruh itu kehilangan dukungan dari partai pengusung maupun mitra koalisinya. Ia dianggap tak becus menangani pemogokan pekerja pos.
Sanna Marin, yang saat ini menjabat Menteri Perhubungan, ditunjuk sebagai penggantinya. Ia adalah perempuan ketiga yang menduduki jabatan Perdana Menteri dalam sejarah Finlandia.
Lantas, siapa Sanna Marin?
Dari Keluarga Kelas Pekerja
Marin lahir 16 November 1985, di Helsinki, Finlandia, dari keluarga kelas pekerja. Ia kemudian dibesarkan oleh orang tua tunggal: ibunya.
Dengan latar belakang itu, keluarga Marin kerap berhadapan dengan kesulitan ekonomi. Itu juga yang membuat keluarga ini berpindah-pindah. Dari Helsinki, Espoo, Pirkkala, lalu ke Tempere.
Di usia 19 tahun, dia tamat sekolah menengah atas di Pirkkala. Kemudian, pada 2017, dia lulus dari Universitas Tempere dengan gelar Magister Ilmu Administrasi.
Marin menyebut dirinya sebagai orang pertama dari keluarganya yang berhasil mengenyam pendidikan di Universitas.
Selain problem keterbatasan ekonomi, Marin tumbuh besar juga di tengah gempuran stigma. Sebab, orang tuanya hidup dalam relasi sesama jenis (same-sex marriage).
Tetapi, berbagai keterbatasan itu tak mematahkan harapan dan cita-citanya. Sambil kuliah, dia bergabung organisasi pemuda. Namanya: Pemuda Sosial Demokratik (Demarinuoret). Di organisasi yang beranggotakan 5000-an orang ini, dia sempat menjabat Wakil Presiden.
Pemuda Sosial-Demoktarik atau sering disebut Demarinuoret adalah sayap pemuda dari Partai Sosial Demokrat (SDP).
SDP adalah partai kiri-tengah alias beraliran Sosial-Demokrat yang berdiri sejak 1889. Ini termasuk partai tertua di Finlandia dan (mungkin) Eropa.
Di websitenya dituliskan, PSD bercita-cita mewujudkan masyarakat bebas dan setara, yang berbasiskan pada tiga nilai: kebebasan, kesetaraan, dan solidaritas.
Mereka mendefenisikan sosialisme sebagai: “membela yang tertindas melawan penindas; membela yang lemah dan tak berdaya di hadapan yang kuat.”
Namun, di masa kuliah, Marin sudah bergabung dengan sayap pemuda SPD: Pemuda Sosial Demokratik (Demarinuoret). Di organisasi yang beranggotakan 5000-an orang ini, dia sempat menjabat Wakil Presiden.
Oleh SPD, pada 2012, Marin sempat dijadikan calon legislatif. Sayang, ia gagal merebut kursi.
Ia tak menyerah. Di tahun itu juga dia terpilih sebagai Dewan Kota di Tempere. Dia bahkan menjadi Ketua Dewan Kota dari 2013 hingga 2016. Sejak itu, karir politiknya mulai melejit.
Di tahun 2014, dia menjabat Wakil Ketua di partainya. Setahun kemudian, di usia 30 tahun, dia terpilih sebagai anggota parlemen dari daerah pemilihan Pirkanmaa.
Pada pemilu April 2019, SDP menang pemilu. Mereka mendapat suara 17,7 persen. Karena tidak mayoritas, SDP kemudian membangun koalisi agar bisa berkuasa.
Koalisi berhasil terbangun. Bersama dengan Aliansi Kiri, Partai Hijau, Partai Tengah, dan Partai Rakyat Swedia, SDP berhasil membentuk pemerintahan dan menunjuk Antti Rinne sebagai Perdana Menteri.
Di pemerintahan ini, Marin mendapat posisi sebagai Menteri Perhubungan.
Sayang, di tengah jalan, Antti Rinne diserang mosi tidak percaya, sehingga terpaksa lengser. Ini membuka jalan bagi Sanna Marin untuk menjadi penggantinya.
Kiri dan Progressif
Lahir dari latarbelakang kelas pekerja, Marin mendukung ide-ide tentang kesetaraan. Dia mememperjuangkan masyarakat yang lebih setara secara ekonomi dan sosial.
Dalam sepucuk surat yang dikirim ke SPD, minggu (8/12) kemarin, dia menulis: “Finlandia tengah berada di situasi yang luar biasa. Fokus utama Sosial-Demokrat adalah melanjutkan perjuangan kita mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan egaliter.”
Dalam sebuah wawancara di tahun 2015, seperti dikutip Bussiness Insider, Marin juga bilang: “bagi saya, semua orang harus setara. Ini bukan soal pendapat. Ini adalah fondasi dari segalanya.”
Selain mendukung masyarakat yang lebih setara, dia juga mendukung hak-hak LGBT, perjuangan lingkungan, energi terbarukan, dan menolak Finlandia menjadi bagian dari NATO.
Marin juga mewakili politisi muda milenial yang eksis di media sosial, termasuk Instagram. Dia rajin berbagai aktivitas harian dan politiknya lewat media sosial itu.
Ketika banyak orang, termasuk media massa, yang terkagum dengan usia muda dan gendernya, dia malah bilang begini: “Saya tidak pernah memikirkan usia atau jenis kelamin saya.”
“Saya memikirkan alasan yang mendorong saya terjun ke politik (cita-cita politik) dan karena itulah kami telah mendapat kepercayaan dari pemegang suara,” kata dia.
Dia berjanji, pemerintahannya ke depan akan lebih berwajah perempuan. Artinya, akan banyak anggota Kabinet yang berjenis kelamin perempuan.
Yang menarik, koalisi partai pendukung Marin semuanya dipimpin oleh perempuan: Aliansi kiri dipimpin oleh Li Anderson (32 tahun); Maria Ohisalo (34) memimpin partai Hijau; Katri Kulmuni (32 tahun) memimpin Partai Tengah; dan Anna-Maja Henriksson (55 tahun) memimpin Partai Rakyat Swedia.
Hari ini, Finlandia berhadapan dengan banyak tantangan. Dan itu tidak mudah. Dan Sanna Marin dan koalisinya harus bisa melalui tantangan-tantangan itu.
Raymond Samuel
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid