Moral bangsa kita sekarang dan moral di bawah Bung Karno
Moral bangsa kita sekarang sudah tidak seperti seperti moral bangsa di bawah pimpinan Bung Karno, yaitu moral revolusioner dan moral perjuangan, moral pengabdian kepada rakyat, moral persatuan bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Sebagian moral bangsa kita sudah rusak, sebagian lagi sudah busuk, dan sebagian lainnya lagi sudah lapuk. Untung, masih ada juga sebagian lainnya lagi yang masih baik dan bebas dari segala dekadensi dan degenerasi.
Mereka ini kebanyakan (artinya, tidak semuanya, tentu saja) terdiri dari macam-macam orang dari golongan yang menentang rejim militer Orde Baru, golongan pendukung politik Bung Karno, golongan kiri pada umumnya, golongan korban Orde Baru dan golongan yang menentang neo-liberalisme, golongan yang mau meneruskan Revolusi Rakyat menurut ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, golongan yang mau bersama-sama memperjuangkan masyarakat adil dan makmur.
Setelah 65 tahun merdeka, ketika kita merayakan 17Agustus dalam tahun 2010 sekarang ini kita melihat bahwa negara dan bangsa kita makin rusak, moral sebagian bangsa (terutama kalangan atas) makin membusuk dari pada yang sudah-sudah sejak pemerintahan Orde Baru. Kalau kita lihat televisi dan baca media pers, maka luar biasa banyaknya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang makin menjadi-jadi, dan di segala bidang pula, baik yang di Jakarta maupun (dan bahkan apalagi !!!) di daerah-daerah..
Hukum dilecehkan atau dilanggar sendiri oleh orang-orang besar di bidang eksekutif, legislatif, dan judikatif di semua tingkat. Keadilan bisa diperjual-belikan dan sering dimenangkan oleh para tokoh-tokoh reaksioner dan korup, baik yang di kalangan pemerintahan maupun di kalangan swasta Kerusakan iman di kalangan pemuka-pemuka agama pun sangat parah dan menyedihkan (dan memalukan !!!).
Negara dan bangsa perlu ”dibersihkan” dengan Revolusi Rakyat
Kerusakan atau pembusukan ini — terutama kerusakan moral atau pembusukan akhlak — sudah begitu luasnya dan juga begitu parahnya sehingga tidak bisa dibenahi oleh pemimpin Indonesia sekarang yang manapun juga, atau oleh pemerintahan yang bagaimanapun juga, atau oleh partai politik yang apapun juga, dan dengan program atau sistem yang macam apapun juga. Negara kita sudah terlalu kelewatan kotornya oleh berbagai sampah bangsa, dan sudah terlalu parah dengan berbagai penyakit yang akut.
Negara kita yang sedang sakit oleh berbagai kotoran, penyakit dan sampah sekarang ini harus “dibersihkan dan disaring” , demi kelangsungan negara dan bangsa serta demi anak cucu kita di kemudian hari. Dan, menurut pengalaman kita selama ini, pembersihan negara dan bangsa ini hanya bisa dilakukan lewat dan oleh Revolusi Rakyat, suatu cara dan jalan yang sudah ditunjukkan dengan gemilang oleh PBR (Pemimpin Besar Revolusi) Bung Karno.
Revolusi Rakyat yang demikian itu akan meningkatkan tinggi-tinggi kesedaran politik revolusioner bangsa kita, yang bisa merupakan satu-satunya obat ampuh guna menghapus segala macam dekadensi dan degenerasi politik maupun moral, sumber dari segala penyakit bangsa kita dewasa ini. Sebab, obat ampuh lainnya sudah sulit (bahkan, tidak mungkin ) ditemukan, baik dari ajaran-ajaran agama yang manapun, ataupun dari teori-teori lainnya yang apapun, yang bisa ditrapkan dengan kondisi kongkrit di Indonesia sekarang.
Revolusi Rakyat yang pernah digerakkan dan dikobarkan di bawah ajaran dan pimpinan Bung Karno puluhan tahun, dan yang kemudian dimatikan atau dilumpuhkan secara khianat oleh Suharto bersama jenderal-jenderalnya, sekarang perlu dihidupkan dan dikobarkan lagi, untuk mengadakan pembersihan negara dan bangsa secara besar-besaran.
Seluruh kekuatan demokratis harus persatukan diri dalam tugas “pembersihan”
Untuk menghidupkan lagi serta mengkobarkan atau menggelorakan Revolusi Rakyat ini, maka sesuai dengan ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, perlulah kiranya semua kekuatan progresif dan revolusioner yang ada di Indonesia, berusaha sekuat mungkin serta melalui berbagai cara dan bentuk untuk mempersatukan diri dalam tugas besar ini, yaitu pembersihan negara dan bangsa dari segala penyakit dan kotroran atau sampah.
Untuk mempersiapkan dapat digerakkannya dan dikobarkannya Revolusi Rakyat — sekali lagi menurut ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno ! — maka seluruh kekuatan demokratis perlu melakukan berbagai macam aksi atau kegiatan untuk membela kepentingan rakyat banyak dan menentang segala macam kejahatan (antara lain korupsi) yang dilakukan oleh segenap kaum reaksioner dalam negeri dan luar negeri.
Berbagai macam aksi (antara lain demo-demo) atau kegiatan sosial-politik, yang dilakukan oleh bermacam-macam organisasi dan golongan masyarakat, seperti yang dilakukan baru-baru ini di Jakarta (dan tempat-tempat lainnya) adalah bagian penting dari pemupukan kesedaran politik dan kesedaran perjuangan revolusioner, yang merupakan salah satu di antara syarat-syarat penting untuk dilancarkannya Revolusi Rakyat.
Aksi-aksi yang berkaitan dengan soal-soal sosial-ekonomis dan perjuangan di bidang politik, yang dilancarkan oleh massa pemuda, mahasiswa, buruh, tani, penganggur, rakyat miskin dan bagian-bagian masyarakat lainnya, adalah penting untuk mengantar aspirasi rakyat menghadapi masalah-masalah kongkrit dan mendesak dalam jangka dekat. Berbagai macam aksi untuk membongkar kasus Bank Century dan persoalan korupsi yang pernah menggelora di seluruh negeri ( yang sekarang kelihatan agak loyo) perlu dikobarkan lagi bersama-sama. Ditambah sekarang ini dengan masalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) dan makin membubungnya harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari, dan persoalan–persoalan hangat lainnya.
Semua macam aksi tuntutan sosial-ekonomis dan perjuangan dalam bidang politik yang digelorakan oleh macam-macam golongan masyarakat ini bisa mendekatkan rakyat dengan Revolusi Rakyat yang harus dikobarkan lagi untuk diteruskan. Aksi dan kegiatan berbagai kalangan dalam masyarakat ini juga maha penting sebagai investasi politik bagi Revolusi Rakyat sebagai satu-satunya jalan untuk membersihkan negara, menyehatkan bangsa, dan menyelamatkan generasi kita selanjutnya.
Sekali lagi, dan untuk kesekian kalinya, perlu diulangi lagi bahwa Revolusi Rakyat menurut ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah satu-satunya jalan untuk membersihkan negara dan menyehatkan bangsa kita dari segala macam penyakit dan kebusukan. Tidak ada jalan lain !!!
*) Penulis adalah jurnalis di era Bung Karno, pernah bekerja sebagai wartawan di Indonesia Raya, Harian Rakyat, Harian Penerangan, dan Ekonomi Nasional serta berpartisipasi dalam Konferensi Wartawan Asia-Afrika (KWAA).
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid