Bandar Lampung, Berdikari Online – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Serikat Rakyat Mandiri Indonesia (SRMI) Provinsi Lampung, Badri, mengapresiasi rencana pembangunan Pasar Pasir Gintung yang akan dilaksanakan mulai bulan Oktober 2023. Demikian disampaikan Badri kepada Berdikari Online, Sabtu (26/8)
“Kami sangat mengapresiasi rencana Pemerintah Kota Bandar Lampung membangun atau merenovasi Pasar Pasir Gintung,” ujar Badri,”tetapi jangan sampai ada ketidak-adilan bagi para pedagang baik dalam proses pendataan, relokasi maupun penertiban para pedagang,” tambah Badri mengingatkan.
“Semoga Satuan Kerja, Satker, Pemerintah Kota Kota Bandar , baik Disperindag, Inspektorat, Dishub, Satpol-PP, Kepolisian maupun instansi terkait lainnya dapat bekerja dengan baik dan maksimal,” ucap Badri lagi yang juga menjadi Ketua Partai Rakyat Adil Makmur, PRIMA, Provinsi Bandar Lampung
Badri pun mengingatkan, jangan sampai revitalisasi Pasar SMEP terulang pada Pasar Pasir Gintung.
Sebagaimana yang disampaikan Badri kepada Berdikari Online pembangunan Pasar SMEP menuai protes baik dalam hal pendataan yang tidak akurat yang berdampak kepada relokasi yang tidak maksimal maupun penertiban pedagang yang berdagang di sepanjang Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pisang yang terkesan lamban. Sudah 1 tahun lebih tidak pernah ditertibkan sehingga mengakibatkan pasar tradisional kumuh dan membuat potret Kota Bandar Lampung menjadi buruk yang mengakibatkan juga banyak pedagang Pasar SMEP mengalami kebangkrutan. Semua ini akibat lambannya Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam melakukan penertiban.
Sebagaimana diketahui, pasca kunjungan Presiden Joko Widodo di Provinsi Lampung beberapa waktu yang lalu, dan sempat juga mengunjungi Pasar Pasir Gintung, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung berencana melakukan Revitalisasi Pasar Pasir Gintung dengan anggaran sebesar Rp 35 miliar.
“Tentu sangat baik dan patut diapresiasi demi menciptakan pasar tradisional yang lebih rapi dan nyaman buat para pedagang. Harapan para pedagang yaitu pasca relokasi baik yang direlokasi di Pasar SMEP maupun di Jalan Manggis ada kemudahan konsumen untuk mengakses dan mendapatkan kebutuhan yang dicari karena ada kekhawatiran pasca relokasi, malah sepi pembeli. Akhirnya jadi males berdagang di dalam dan kembali lagi berdagang di luar,” terang Badri.
(Sulaeman)