Panitia awalnya hanya memperkirakan 30 ribu orang yang hadir. Tetapi, pada saat acara berkumpul sedikitnya 120.000 rakyat di kota Paris, Perancis, untuk mendukung kandidat dari Front Kiri, Jean-Luc Mélenchon.
“Spirit dari Bastile, kita kembali, revolusi rakyat Perancis dan pemberontakan,” kata Mélenchon di hadapan ratusan ribu massa yang sudah berkumpul di alun-alun Bastille atau sering disebut “Place de la Bastille”. Massa bahkan tumpah sampai di jalan-jalan di sekitar lapangan Bastille.
“Kami ada di sini hari ini karena ingin mengubah pemilihan menjadi pemberontakan rakyat yang dimulai dari kotak suara dan akan memicu revolusi rakyat yang kami perlukan untuk mengubah kehidupan rakyat yang menderita,” kata Mélenchon.
Selain sebagai acara peluncuran resmi kandidat Presiden dari Front Kiri, acara ini juga untuk memperingati 141 tahun “Komune Paris”—negara klas pekerja yang pertama yang berdiri tahun 1871.
Ini adalah rally terbesar yang didatangi oleh Mélenchon. Ia juga sudah membuat kampanye dengan menghadirkan massa besar seperti di pusat industri Besançon (4500 orang), Lyon (10 ribu), Montpellier (10 ribu), dan Clermont-Ferrand (8000).
Sebuah jajak pendapat minggu lalu memprediksi Front Kiri akan meraih 10% suara. Tetapi sebuah survei terbaru dari IFOP menunjukkan bahwa Mélenchon akan meraih suara 11% pada pemilu putara pertama pada 22 April mendatang.
Sementara itu, Francois Hollande, kandidat dari Partai Sosialis, mengalami penurunan suara dari 28% menjadi 27%. Sedangkan Sarkozy, yang mewakili sayap kanan, akan unggul pada pemilihan putaran pertama dengan 27%. Kandidat lainnya adalah Marine Le Pen, seorang fasis dari Front Nasional, yang diprediksi meraih 17% suara.
Kemunculan Mélenchon, yang suka menggunakan bahasa radikal, telah menarik sebagian pendukung partai sosialis. Ia juga menjadi daya tarik baru bagi rakyat Perancis yang menghendaki perubahan radikal.
Ia menyerukan upah minimum yang lebih tinggi, pajak progressif bagi kaum kaya, pengembalian usia pensiun pada 60 tahun, nasionalisasi perusahaan di sektor energi, dan penguatan hak-hak pekerja.
Di akhir pidatonya, Mélenchon menyanyikan lagu “Internasionale”. Ia sering mempergunakan retorika anti-kapitalis. Banyak pengamat menganggap Mélenchon bisa menarik dukungan orang-orang yang sudah gerah dengan keserakahan pasar finansial dan kegagalan kapitalisme.
Jean-Luc Mélenchon adalah bekas anggota partai sosialis. Ia pernah menjabat menteri dan senator. Pada tahun 2008, ia meninggalkan partai sosialis dan membangun partai kiri. Menjelang pemilu Eropa tahun 2009, ia bergabung dengan Front Kiri.
RAYMOND SAMUEL
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid