Puluhan Ribu “Los Indignados” Kembali Gelar Aksi Di Spanyol

Seminggu lagi Spanyol akan menggelar pemilu Presiden. Tetapi hari Minggu, 13 November 2011, puluhan ribu massa “Los Indignados” kembali turun di jalan-jalan kota Madrid.

Mereka memprotes pemangkasan anggaran, tingginya pengangguran, privatisasi, dan korupsi yang merajai sistem politik. “Kami harus menghentikan privatisasi layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Kami perlu melindungi layanan sosial dari pemangkasan anggaran yang didorong oleh pasar,” kata Juan Luis Artero, seorang mahasiswa Universitas.

Demonstran kaum “Los Indignados”—kaum yang amarah—juga memperlihatkan pesimisme terhadap pemilu presiden mendatang. Mereka membawa peti mati hitam dan memasang gambar dua pemimpin politik dari partai politik utama di Spanyol.

“Dua partai itu sama. Mereka berdua memotong lebih jauh layanan publik. Mereka membagi harta rampasan diantara mereka sendiri,” ujar Pilar, seorang demonstran yang mengusung peti mati.

Mass los indignados mengakhiri aksinya di Puerta del Sol, tempat dimana gerakan ini pertama kali dilahirkan. Gerakan ini telah berkembang luas dan menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan serupa di berbagai belahan dunia.

Pendukung utama los indignados adalah kaum muda dan klas pekerja. Krisis telah membuat masa depan pemuda menjadi ‘suram’. Banyak lulusan universitas tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Bahkan tingkat pengangguran pemuda sudah mencapai 45%.

Gerakan los indignados pun mendapat tempat di hati rakyat. Mereka menggelar “majelis kerakyatan” di lingkungan-lingkungan rakyat. Di situ berbagai masalah didiskusikan dan dicarikan solusinya. Setiap pertemuan umum akan menghasilkan proposal untuk dituntut kepada pemerintah kota.

Selain di Madrid, demonstrasi los indignados juga berlangsung di Barcelona. Koran Spanyol El Pais melaporkan bahwa puluhan ribu orang juga berpartisipasi dalam aksi di kota tersebut.

Dalam pemilu minggu depan, berbagai jajak pendapat mengunggulkan partai konservatif untuk memenangkan pemilu. Partai berkuasa, yang itu partai sosialis, telah mengalami kejatuhan pamor luar biasa dan ditinggal oleh pemilihnya. Presiden Spanyol yang berasal dari partai sosialis, Jose Luis Rodriguez Zapatero, justru mengadopsi neoliberalisme dan setuju dengan pemangkasan anggaran.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid