PRD Surabaya: Kalau Kita Bersatu, Kita akan Melewati Pandemi ini

Posko Tangkal Korona (Postakor), yang didirikan oleh Partai Rakyat Demokratik (PRD) kota Surabaya, terus bergerak untuk menggerakkan rakyat menangkal virus korona.

Hari Rabu (25/3), Postakor melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah titik di kelurahan Tembok Dukuh, kecamatan Bubutan, kota Surabaya.

“Sebelumnya di RT 06 dan RT 07/RW 08, sekarang RT 01/RW 03. Kita menyemprotkan disinfektan ke sejumlah fasilitas umum dan rumah-rumah warga,” kata Ketua PRD Surabaya, Samirin, kepada berdikarionline.com.

Yang menarik, selain melakukan penyemprotan disinfektan, Postakor juga mengedukasi warga tentang cara pembuatan disinfektan secara mandiri dengan memanfaatkan bahan yang ada di rumah tangga.

“Kami mengedukasi, bahwa bahan-bahan rumah tangga, seperti cairan pemutih pakaian dan pembersih lantai, bisa diolah menjadi disinfektan,” terang Samirin.

Selain cara pembuatan disinfektan, Postakor PRD Surabaya juga mengajarkan cara pembuatan masker, hand-sanitizer, dan cairan antiseptik. Juga membuat wadah-wadah untuk cuci tangan di pemukiman warga.

“Kami mau menunjukkan, bahwa kalau rakyat bersatu-padu, bersiap-sedia, berdisiplin dengan pembatasan sosial, insyah Allah, kita akan melewati pandemi ini,” jelasnya.

Samirin menjelaskan, penyemprotan disinfektan secara bergotong dan edukasi soal cara-cara menghadapi virus korona penting bagi masyarakat.

“Saya kira, tugas kita adalah mengubah rasa cemas dan kepanikan warga masyarakat menjadi aksi nyata lewat kerja gotong-royong dan berbagi pengetahuan untuk melawan wabah ini,” tegasnya.

Indra, ketua RT01/RW03 Dukuh Tembok, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Postakor di pemukiman mereka.

“Kita diajari membuat disinfektan, pencuci tangan, dan lain sebagainya. Juga diajari membuat masker darurat dari tisu,” ungkapnya.

Menurutnya, pengetahuan-pengetahuan semacam itu sangat berguna bagi masyarakat. Sebab, banyak masyarakat yang kurang tahu bahwa barang-barang di sekitar mereka bisa dimanfaatkan untuk menangkal virus korona.

Hendraven Saragih