Prancis Menolak Tarik Pasukan, Intervensi Militer Nigeria Dihadang Senat

Niamey, Berdikari Online – Prancis berkeras untuk mempertahankan keberadaan pasukan militernya di Niger karena dianggap sebagai bagian dari persetujuan dengan pemerintahan yang sah sebelum terjadinya kudeta.

“Prancis mengingatkan bahwa kerangka hukum bagi kerjasamanya dengan Niger di bidang pertahanan berdasarkan perjanjian yang telah disertakan dengan kekuasaan Niger yang sah,” demikian pernyataan yang dibacakan oleh Kementerian Luar Negeri Prancis Jumat, (4/8).  

Pada hari sebelumnya, juru bicara Junta Militer Niger Amadou Abdramane mengatakan Niger telah membatalkan secara sepihak perjanjian militer dengan mantan negara penjajahnya itu. Dengan demikian maka Prancis harus menarik keluar 1,500 personel dari teritori negara tersebut. Amerika Serikat juga memiliki personel militer di Niger dengan jumlah yang lebih kecil.

Menjawab penolakan dari Prancis tersebut, Junta Militer Niger memberikan batas waktu 30 hari untuk pengosongan wilayahnya dari tentara asing.

Sementara dari Nigeria, negara tetangga Niger, media setempat Premium Times melaporkan bahwa upaya negara-negara Komunitas Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) yang dipimpin Nigeria untuk melakukan intervensi militer ke Niger belum akan berjalan mulus.

Pada hari Sabtu, Presiden Nigeria Bola Tinubu telah mengajukan permintaan izin kepada Senat untuk mengirimkan pasukan ke Niger setelah upaya negosiasi tidak mencapai hasil. Diberitakan bahwa permintaan tersebut ditolak oleh mayoritas anggota Senat.

“Hampir seluruh senator menolak sepenuhnya opsi militer karena banyak faktor, termasuk karena hubungan baik antara Nigeria dan Niger yang telah terbangun selama ini,” jelas sebuah sumber yang terlibat dalam pertemuan.

Para senotor mendorong Presiden Tinubu untuk mengintensifkan negosiasi dengan pemimpin kudeta dengan kembali mengirimkan delegasi yang lebih kuat ke Niamey, Ibukota Niger. Tokoh-tokoh negarawan senior seperti Obasanjo, Jenderal Ali Gusau dan Abdulsalam Abubakar disebut-sebut harus dikirim sebagai utusan khusus untuk menyelesaikan persoalan ini secara diplomatis.

Selain itu, menurut sumber Premium Times, para senator juga khawatir dengan kesiapan militer Nigeria baik dari segi peralatan maupun pasukan tempur. Nigeria telah lama berada dalam situasi damai, sedangkan Niger merupakan negara dengan intensitas perdagangan senjata yang cukup tinggi di wilayah tersebut.

(Dom)

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid