Peringati Harlah Ke-27 Tahun PRD, Agus Jabo: Perlunya Berpikir Besar dalam Menyelesaikan Persoalan Bangsa

Jakarta, Berdikari Online – Partai Rakyat Demokratik (PRD) memperingati Hari Lahir PRD yang ke-27 tahun dengan kegiatan refleksi, doa bersama untuk sejumlah kader yang dihilangkan paksa oleh negara dan potong tumpeng di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (22/07/2023).

Acara peringatan yang diadakan secara sederhana dan khidmat tersebut membawa tema “Bangun Persatuan Nasional, Wujudkan Kesejahteraan Sosial, Menangkan Pancasila”.

Aan Rusdianto, kader PRD, korban penculikan aktivis 1998, yang didapuk untuk membuka acara Harlah PRD ke-27 menyampaikan sambutan bahwa dirinya mengapresiasi seluruh kawan PRD yang sampai hari ini masih konsisten di garis perjuangan rakyat.

“Boleh kawan-kawan berbeda, tapi tidak boleh saling menyerang. Kita pernah berlumpur-lumpur bersama. Yang kita hargai, yang kita support adalah kawan-kawan yang sedang bergerak, yang sedang berjuang, apapun perjuangan itu,” ujar Aan.

Garda Sembiring, Koordinator Keluarga Besar Rakyat Demokratik (KBRD), wadah lain aktivis-aktivis PRD, dalam kesempatan yang sama, menyatakan bahwa peringatan tersebut merupakan momentum untuk mengenang para kader PRD yang kini telah tiada.

“Saya kira acara yang sederhana ini kita dedikasikan untuk kawan-kawan yang telah mendahului kita,” ucap Garda, yang juga pernah mendekam di penjara Orde Baru.

Sementara itu menyikapi situasi politik yang berkembang Agus Jabo Priyono, yang aktif memimpin PRD hingga sekarang, menyatakan perlunya berpikir besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

“Kita tidak boleh terjebak dalam persoalan-persoalan subyektif antar kawan tapi bagaimana bisa mendorong terjadinya perubahan dengan terobosan politik. Bukan hanya menjadi buzzer ini itu,” ucap Agus Jabo.

Hadir dalam peringatan tersebut, aktivis-aktivis yang pernah terlibat aktif di PRD: Fendry Panomban, Revitriyoso Husodo, yang juga mantan Ketua Umum JAKER; juga aktivis -aktivis PRD generasi awal: Web Warouw, Ernawati, Rinjani, Vidi dan Agus Jabo Priyono, yang sekarang sebagai Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur, PRIMA beserta jajarannya: Alif Kamal, Bin Bin, Jakpar, Mangapul Silalahi, Ahmad Rifai, AJ Susmana. Selain itu juga Utje Gustaaf Patti Ketum Barisan Jokowi Presiden (BARA JP) dan Yudi Budi Wibowo, mantan Ketua Umum STN, yang kini menjadi anggota DPRD Provinsi Banten.

Sebagaimana diketahui, PRD lahir beriringan dengan perlawanan rakyat terhadap kediktatoran Soeharto. Embrionya berwujud jejaring aktivis mahasiswa antar-kota. Anak-anak muda berusia 20-an pada dekade terakhir Orde Baru ini meluaskan diskusi berbasis kampus ke titik-titik perlawanan rakyat.

Mereka bersolidaritas dalam sengketa lahan Kedung Ombo; mengadvokasi petani di Situbondo; mengambil peran dalam pembebasan Timor Timur; hingga memimpin pemogokan-pemogokan buruh di berbagai kota.

Persentuhan mahasiswa dan rakyat itu melahirkan sejumlah organisasi di antaranya: Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Serikat Tani Nasional (STN), Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (JAKER), Serikat Rakyat Indonesia dan Solidaritas Perjuangan Rakyat Indonesia untuk Maubere (SPRIM) dan mendorong pendirian Partai Rakyat Demokratik pada tanggal 15 April 1996 di Yogyakarta, yang sebelumnya bernama Persatuan Rakyat Demokratik yang merupakan organisasi payung dari organisasi-organisasi massa yang sudah ada.

PRD lantas dideklarasikan pada 22 Juli 1996 di Ruang Adam Malik, YLBHI, Jakarta Pusat.

Dalam manifestonya, PRD menyebut “Tidak ada demokrasi di Indonesia” dan Orde Baru “Tidak bisa lagi dipertahankan oleh rakyat Indonesia”.

(GrenFa)

Foto : Aan Rusdianto (kiri) dan Garda Sembiring (Kanan) menghadiri Harlah PRD ke-27 di Jakarta, 22 Juli 2023

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid