Presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador (ALMO) mengatakan bahwa diskusi pertadamain Ukraina hanya masuk akal apabila melibatkan kedua belah pihak dalam perundingan. Oleh karena itu pihaknya tidak akan menghadiri pembicaraan damai prakarsa oleh Arab Saudi yang tidak melibatkan Rusia.
“Jika Ukraina dan Rusia setuju untuk menemukan opsi demi mencapai perdamaian dalam konflik ini, kami akan berpartisipasi, jika masing-masing pihak dalam konflik setuju dan bertemu untuk tujuan tersebut,” kata Presiden yang namanya sering disingkat ALMO ini dalam konferensi pers rutin yang dilaporkan RT.
Sementara Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani Chafi mengatakan Iran akan mendukung seluruh prakarsa yang dilakukan pihak manapun untuk mengakhiri konflik di Ukrainia. Hal ini termasuk rencana pembicaraan damai yang dilakukan Arab Saudi beberapa waktu mendatang, sekalipun rencana ini tidak melibatkan Rusia.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Arab Saudi berencana menjadi tuan rumah pembicaraan damai atas konflik Ukraina pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2023. Sebanyak 30 negara telah diundang untuk menghadari kegiatan ini, termasuk dari Amerika Serikat, Uni Eropa, sejumlah negara Asia, Afrika serta Amerika Latin. Anehnya, pertemuan ini tidak melibatkan Rusia.
Pihak Kremlin sendiri mengatakan mereka akan memantau secara cermat proses negosiasi yang akan berlangsung di Jedah tersebut. “Kita masih akan melihat hasil apa yang diharapkan dan topik apa yang akan dibicarakan sebagaimana rencana yang dibuat oleh panitianya,” kata Jurubicara Kemnlu Rusia Dmitry Peskov.
Sementara Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak menyatakan pihak Ukraina menyambut baik rencana tersebut, karena pembicaraan akan berdasarkan 10 poin proposal damai yang diajukan Ukraina.
Di antara poin tersebut adalah penarikan mundur pasukan Rusia dari seluruh wilayah Ukraina sesuai batas tahun 1991, ganti rugi oleh Rusia atas kerusakan-kerusakan yang terjadi, dan pengadilan kejahatan perang terhadap Rusia.
Proposal ini sudah lama diajukan Presiden Zelensky tapi dianggap tidak realistis oleh Rusia. Dalam berbagai kesempatan Rusia mengatakan tetap terbuka untuk solusi diplomatik, sementara Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa tetap tidak ingin berdialog dengan Moskow.
Konflik Ukraina sudah terjadi sejak tahun 2014, setelah presiden Viktor Yanukovych digulingkan lewat sebuah kudeta yang didukung AS menyusul aksi besar-besaran di Kiev.
Setelah penggulingan tersebut Ukraina meragakan postur mengancam terhadap Rusia, termasuk dengan melarang penggunaan bahasa Rusia yang digunakan hampir 50% penduduknya, melakukan represi terhadap etnis Rusia di Donbass, serta memperkuat militernya dengan bantuan peralatan dan keuangan dari NATO. Konflik di Donbass selama 2014-2021 mengorbankan 14,000 jiwa.
Beberapa upaya damai sudah dilakukan tapi selalu gagal. Upaya paling maju yang diprakarsai oleh Turky di awal konflik Maret 2022, yang sempat mencapai beberapa poin kesepakatan, disabotase oleh Amerika Serikat dan Inggris.
(Dom)
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid