Mali & Burkina Faso: Intervensi Militer Ke Niger Adalah Deklarasi Perang Terhadap Negara Kami

Pemerintah Mali dan Burkina Faso membuat pernyataan bersama merespon ancaman intervensi militer dari Prancis, Amerika Serikat dan negara-negara yang tergabung dalam Komunitas Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS). Dalam pernyataan yang dirilis Senin (31/7), kedua negara tetangga Niger ini menyatakan setiap intervensi militer akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap negara mereka.

Sebelumnya dilaporkan bahwa kudeta yang menggulingkan pemerintahan di Niger (telah dikecam oleh sejumlah negara Barat, termasuk ECOWAS yang berada dalam pengaruh Barat. Beberapa negara Afrika yang masih menjadi proxy Barat turut mengultimatum junta militer Niger untuk mengembalikan pemerintahan sipil.

Niger merupakan negara penghasil uranium, bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir, serta pemasok emas terbanyak ke Prancis. Sementara Prancis sendiri merupakan negara dengan PLTN terbesar di Uni Eropa. Larangan ekspor uranium oleh Niger dinilai dapat menjadi ancaman bagi ketahanan energi Prancis dan Uni Eropa. Terlebih dengan adanya perang Ukraina yang menyebabkan ekspor energi dari Rusia ke Uni Eropa juga terganggu.

Sentimen anti Prancis sebagai bekas negara penjajah di sebagian negeri-negeri Afrika sedang memuncak. Unjuk rasa, aksi protes dan kudeta militer terjadi susul menyusul di negara seperti Mali, Burkina Faso dan Niger.

Tahun 2022 lalu ratusan ribu sampai jutaan massa tumpah ke jalan-jalan Bomako, Ibukota Mali, untuk menyatakan protes terhadap sanksi ekonomi yang dijatuhkan ECOWAS terhadap negerinya. Dalam kasus terakhir, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan menyatakan dukungan kepada junta militer dan menyerang kedutaan Prancis di Niamey, Ibukota Niger.

Situasi yang unik di tiga negara ini, yaitu pemerintahan militer di satu sisi dan anti-imperialis di sisi lain, melahirkan diskursus yang menarik banyak kalangan pemerhati geopolitik. Bila pada dekade-dekade sebelumnya junta militer cenderung merupakan proxy dari Barat, pada saat ini sebaliknya, mereka bersikap melawan Barat. Hal ini tidak lepas dari perubahan geopolitik dunia dengan menguatnya pengaruh China dan keberanian Rusia menghadapi NATO di Ukraina.

(Dom)

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid