Mahasiswa Unair Mengarak Bendera Merah-Putih Berukuran 54 Meter

Puluhan aktivis Forum Advokasi Mahasiswa (FAM) Unair mengarak bendera merah-putih berukuran 54 meter sebagai simbolisasi historis atas sejarah kelahiran kampus Unair sebagai hasil nasionalisasi.

Angka 54 sendiri mengacu pada tahun 1954, yaitu tahun peresmian dua bekas lembaga pendidikan Belanda, NIAS dan STOVIT, menjadi kampus Universitas Airlangga. Bung Karno sendiri yang memimpin peresmian itu pada tanggal 10 November 1954.

Menurut salah seorang aktivis FAM Unair, Albertus Beny, aksi simbolis ini bertujuan untuk mengingatkan kembali bahwa nasionalisasi Unair tahun 1954 dimaksudkan untuk menjadikan Unair sebagai kampus rakyat, bukan kampus dengan biaya mahal dan hanya dinikmati segelintir orang.

“amnesia sejarah ternyata masih tetap terjadi. Terjadi permufakatan jahat antara Rezim Neoliberal SBY-Boediono, Menteri Pendidikan Nasional dan Pejabat struktural Unair untuk menggadaikan kampus Unair kepada kaum pemodal dan tiga setan dunia (IMF, World Bank, WTO),” ujar Albertus Beny kepada wartawan.

Tidak hanya mengarak bendera, untuk mengingatkan sejarah kampus Unair itu, aktivis FAM Unair juga menutup jalan di depan pintu masuk kampus B Unair selama 54 menit 54 detik. Mahasiswa juga mengecat bagian wajahnya dengan warna merah-putih.

Selain itu, Beny juga mengatakan, aksi simbolistis ini juga merupakan kelanjutan dari perlawanan mahasiswa Unair terhadap kenaikan biaya SP3. “Banyak orang tua mahasiswa baru yang mengeluh dengan sistem tersebut yang tetap saja membebankan biaya SP3 (Uang Gedung) yang sangat mahal kepada mahasiswa.”

Buka Posko Pengaduan

Selain itu, para aktivis FAM Unair juga mendirikan posko bernama “Posko Gerakan Merah Putih 1954”. Posko ini menerima pengaduan dari mahasiswa baru terkait kenaikan SP3 dan persoalan-persoalan kemahasiswaan lainnya.

Posko ini didirikan di dua tempat, yaitu di depan perpustakaan kampus B Unair dan Depan Auditorium Kampus C Unair.

Aktivis FAM Unair mengharapkan, sebagai kelanjutan dari aksi gerakan merah-putih 1954, siapapun yang hendak bersolidaritas dan hendak mengumpulkan bendera dapat mendatangi posko tersebut.

Leave a Response