JAKER Tagih Janji Jokowi untuk Mencari Wiji Thukul

Kongres Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) ke-2, yang berlangsung pada 28-29 Agustus 2021, menetapkan Wiji Thukul sebagai Ketua Umum seumur hidup.

Keputusan tersebut diambil sebagai respon atas kurangnya inisiatif Negara dalam menyingkap kasus penghilangan paksa Wiji Thukul.

“Ini bentuk respon kami, anggota Jaker se-Indonesia dan seniman kerakyatan, yang prihatin atas mangkraknya pencarian penyair Wiji Thukul,” kata Ketua Harian Jaker, Tri Okta Sulfa Kimiawan, kepada berdikarionline.com, Selasa (31/8/2021).

Tahun 1998, pasca lengsernya Soeharto, Thukul menjadi bagian dari 13 aktivis yang hilang. Tahun 2000, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) mengumumkan secara resmi daftar aktivis yang hilang, termasuk Wiji Thukul.

Sejak itu, desakan kepada Negara agar mencari dan menyingkap kasus penculikan aktivis terus menguat. Sayang, pemerintahan yang silih berganti tak satu pun yang serius menyingkap kejadian pilu dalam sejarah Indonesia itu.

Hingga, pada 2014 lalu, saat berkampanye sebagai Calon Presiden, Joko Widodo mengumbar janji untuk menemukan Wiji Thukul.

“Ya jelas harus ditemukan. Bisa ditemukan hidup, bisa ditemukan meninggal, harus jelas,” kata Jokowi, seperti dikutip Republika.co.id[1], 9 Juni 2014.

Joko Widodo, yang mengaku kenal dan berkawan dekat dengan Wiji Thukul, berjanji akan mengusut kasus penculikan aktivis kalau dirinya terpilih sebagai Presiden.

Seperti kita ketahui, Joko Widodo terpilih sebagai Presiden di pemilu 2014. Sayang, setelah berkuasa, Jokowi tak kunjung menunaikan janji kampanye soal penyingkapan kasus penculikan aktivis.

Malahan, setelah terpilih kembali sebagai Presiden di pemilu 2019, Jokowi makin menjauh dari janjinya setelah merangkul sejumlah tokoh terduga pelanggar HAM dalam pemerintahannya.

Puncaknya, ketika Jokowi menunjuk Prabowo Subianto, seorang yang diduga terlibat kasus penculikan aktivis di masa Orde Baru, sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.

“Dalam waktu dekat, Jaker akan bersurat ke Presiden menyampaikan hasil-hasil kongres dan sekaligus juga menanyakan nasib Thukul,” kata Okta.

Selain menagih Jokowi, pengurus harian Jaker yang baru terpilih di Kongres ke-2 akan melakukan kampanye besar-besaran berbentuk karya terkait pencarian Wiji Thukul.

Selain itu, kepengurusan baru Jaker bertekad untuk menghidupkan kembali api perjuangan Wiji Thukul untuk menjawab persoalan kebangsaan hari ini.

“Pekerja seni dan budaya, termasuk pembuat mural, tidak takut untuk berkarya dan menyuarakan isu-isu ketidakadilan, korupsi, dan demokrasi,” jelasnya.

Untuk diketahui, JAKER terbentuk pada tahun 1993 sebagai sarana bagi pekerja seni dan budaya untuk memperjuangkan demokrasi dan membela hak-hak rakyat.

Saat itu, ketika masih bernama Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (JAKKER), organisasi ini dipimpin oleh penyair Wiji Thukul. Hingga dinyatakan hilang, Wiji Thukul masih menjabat sebagai Ketua Umum Jaker.

TEJO PRIYONO


[1] Bisa ditemukan hidup, bisa ditemukan meninggal, harus jelas.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid