Hari Minggu (21/12) Spanyol menyelenggarakan pemilihan umum yang bersejarah. Selama empat dekade sejak jatuhnya diktator Franco (1978), peta politik Spanyol tak jauh berbeda dibanding Amerika Serikat; hanya dua partai yang mendominasi panggung dan gantian berkuasa, yakni Partai Rakyat Konservatif di sayap kanan dan Partai Buruh Sosialis Spanyol di sayap kiri.
Sejak tahun 2014 lalu situasi berubah dengan tampilnya sebuah partai kiri-baru yang lahir dari gerakan sosial dan protes, Podemos. Bila diterjemahkan dari bahasa Spanyol, Podemos berarti, “Ya, Kita Bisa”. Pendirian partai ini sebagai kelanjutan dari gerakan Indiganos, sebuah gerakan ekstra parlamen yang menentang kebijakan penghematan belanja sosial serta melawan korupsi dan ketidaksetaraan di tahun 2011.
Dideklarasikan bulan Januari 2014, dengan ketuanya seorang aktivis yang juga pengajar pada sebuah universitas di Spanyol, Pablo Iglesias. Pada bulan Juni Podemos mendaftarkan diri dan memajukan calon dalam pemilu parlemen Uni Eropa. Hasilnya cukup mengejutkan, karena sebagai penatang baru Podemos berhasil meraih tujuh persen suara se-Spanyol dan mengirimkan lima orang perwakilannya ke parlemen Uni Eropa. Podemos juga berhasil mengirimkan lebih dari seratus wakil ke parlamen lokal serta memenangkan pemilu walikota Madrid, ibukota Spanyol.
Dalam jajak pendapat bulan November lalu Podemos sempat menempati posisi tertinggi dengan dukungan mencapai 27 persen. Namun menjelang pemilu hari Minggu ini posisinya turun ke posisi ke empat dengan perolehan 17 persen. Pembingkaian Podemos yang identik dengan Syriza di Yunani telah turut berpengaruh terhadap penurunan ini. Berhubung saingannya, Partai Sosialis, kerap mengkampanyekan kesulitan Partai Kiri Yunani tersebut menghadapi tekanan krisis. Namun perbedaan suara ini masih tipis dibanding tiga partai di atasnya.
Podemos mengangkat platform kontrol publik, reformasi sosial, pemberantasan kemiskinan, kenaikan pajak bagi orang kaya, serta referendum untuk menentukan posisi raja sebagai kepala negara atau tidak dan referendum tentang Catalan tetap menjadi bagian dari Spanyol atau berpisah.
Selain Podemos, terdapat partai baru lain yang juga melesat sejajar dengan dua partai tradisional dan Podemos, yakni Ciudadanos. Partai sentris kanan ini dipimpin oleh Alber Rivera, seorang pemuda 37 tahun. Partai ini mendukung penyatuan Uni Eropa dan juga mengkampanyekan pembubaran Senat yang dianggap tidak terlalu berfungsi. Selain itu, mirip dengan kampanye ketua Podemos, Iglesias, Rivera juga bicara tentang generasi politisi baru yang transparan di tengah skandal korupsi yang menimpa sejumlah politisi konvensional.
Kehadiran dua partai ini mencerminkan ketidakpercayaan yang menyeruak terhadap partai-partai tradisional di Spanyol. Mereka telah dianggap gagal memimpin negara tersebut keluar dari krisis ekonomi yang mengakibatkan meledaknya jumlah pengangguran. Namun jajak pendapat terakhir masih menempatkan dua partai tersebut di posisi atas dengan 27 persen (Partai Konservatif) dan 20 persen (Partai Sosialis). Satu hal yang pasti bahwa kehadiran dua partai ini telah membentuk peta baru dalam perpolitikan Spanyol yang sulit ditarik mundur kembali ke era sebelumnya.
(teleSUR/Politico.eu)