63 Tahun Revolusi Kuba, Ini 10 Prestasinya yang Diakui Dunia

Di saat dunia bersuka cita merayakan pergantian tahun, langit di seluruh dunia diramaikan pesta kembang api, dan suara terompet meraung-raung, rakyat Kuba bersuka cita merayakan revolusinya yang sudah berusia 63 tahun.

Ya, tanggal 1 Januari 1959, revolusi Kuba menang. Hari itu, 63 tahun yang lalu, setelah tiga tahun bergerilya, pasukan revolusioner Kuba, Gerakan 26 Juli, berhasil merebut kota Havana. Sekitar 200-an ribu rakyat Kuba menyambut mereka di jalan-jalan dan alun-alun. “Viva la revolución!” berkumandang ke seantero Negeri.

Hari itu, diktator Kuba, Fulgencio Batista, berhasil digulingkan. Dia dan keluarganya melarikan diri ke Republik Dominika. Namun, ini bukan kemenangan akhir dari revolusi. Justru ini barulah awal dari Revolusi Kuba.

Tak menunggu lama, kekuatan kontra-revolusi yang disokong Amerika Serikat mulai menggoyang pemerintahan revolusioner Kuba di bawah Fidel Castro. Terjadilah invasi bersenjata yang disponsori oleh Amerika Serikat. Peristiwa yang terjadi tahun 1961 itu disebut peristiwa “Invasi Teluk Babi”. Hanya dalam hitungan 72 jam, invasi itu berhasil dipatahkan oleh rakyat Kuba.

Tak berhenti di situ, AS menjatuhkan embargo tanpa batas terhadap Kuba. Tujuannya untuk mengisolasi negeri sosialis di Kepulauan Karibia itu, agar ekonominya hancur-lebur.

Tapi, sejarah bercerita lain. Kendati diembargo, diblokade, digoyang dengan aksi terorisme, dipropagandakan negatif ke seantero jagad raya, bahkan Presidennya berpuluh-puluh kali hendak dibunuh, revolusi Kuba tetap berdiri kokoh. Bahkan, dalam 61 tahun itu, revolusi Kuba berhasil mengukir sukses yang tersohor dan diakui oleh dunia.

Berikut ini 10 keberhasilan Revolusi Kuba:

Satu, pendidikan diakui Dunia

Pendidikan di Kuba dianggap salah satu yang terbaik di dunia. Ini diakui oleh PBB dan UNESCO. Kuba adalah satu dari sedikit negara dunia ketiga yang berhasil menghilangkan buta-huruf.

Di Kuba, biaya pendidikan dari pra-sekolah hingga perguruan tinggi ditanggung oleh Negara. Alias gratis. Jangan heran, tingkat putus sekolah di AS kurang dari 1 persen.

Meski gratis, fasilitas pendidikan di Kuba luar biasa. Tiap ruang kelas untuk Sekolah Dasar di Kuba hanya boleh diiisi maksimum 25 siswa. Sedangkan ruang kelas menengah hanya rata-rata 15-20 murid.

Kemudian, tenaga pengajar di Kuba melimpah. Sejak revolusi, tak ada cerita kekurangan guru di Kuba, bahkan di pedalaman. Rasio guru-murid di Kuba termasuk tertinggi di dunia: satu guru melayani 42 penduduk.

Yang menakjubkan, demi kemajuan pendidikannya, Kuba rela jor-joran. Sejak revolusi hingga sekarang, Kuba selalu membelanjakan hampir 13 persen dari PDB-nya untuk pendidikan.

Bahkan, ketika Negeri ini dirundun krisis pasca runtuhnya Uni Soviet, anggaran pendidikan tak diutak-atik. Yang dipangkas adalah belanja aparatus Negara dan militer. Keren, kan?

Dua, kesehatan terbaik di Dunia

Meski disebut Negara miskin, dengan PDB hanya sekitar 87 juta USD, sistem kesehatan Kuba termasuk yang terbaik di bawah kolong langit ini.

Prestasi Kuba dalam bidang kesehatan sangat luar biasa. Angka kematian bayi (infant mortality rate) di Kuba di bawah 5 (4.2) per 1000 kelahiran. Bandingkan dengan AS yang masih 5.52 per 1000 kelahiran. Atau Indonesia yang masih 25.5 per 1000 kelahiran.

Di Kuba, tidak ada kasus gizi buruk. Tahun 2006, melalui laporan berjudul Progress for children, A Report Card on Nutrition, UNICEF menyebut Kuba sudah mencapai bebas gizi buruk. Selain itu, rata-rata Balita Kuba yang kurang berat badan (underweight) di bawah 5 persen. Begitu juga dengan jumlah balita stunting di bawah 5 persen.

Cakupan program imunisasi di Kuba juga mencapai 99 persen. Walhasil, sejak 1979 Kuba terbebas dari Difteri, campak (1993), Batuk rejan/Pertussis (1994), Rubella (1995), Polio, Tetanus, demam tifoid, dan lain-lain. Dan hebatnya lagi, sebagian besar vaksin yang dipakai Kuba adalah hasil temuan dan produksi sendiri.

Tahun 2015 lalu, WHO menetapkan Kuba sebagai negara pertama di dunia yang berhasil menghapuskan penularan HIV dan Sipilis dari ibu ke anak.

Di Kuba, meski negara miskin, layanan kesehatannya gratis. Anggaran kesehatannya tidak pernah di bawah 10 persen dari PDB-nya.

Selain itu, Kuba punya konsep yang disebut Kuba punya konsep yang disebut medicina general integral (MGI, pengobatan komprehensif dan terintegrasi).

Jadi, di setiap lingkungan penduduk Kuba, semacam RT atau RW di Indonesia, ada yang disebut “consultorio”. Setiap consultorio terdiri dari dokter dan beberapa staff, yang langsung melayani penduduk di sekitarnya.  Setiap consultorio melayani sekitar 1000-1500 pasien.

Selain itu, untuk mengefektifkan daya jangkaunya, consultorio didukung oleh policlínicos, yang memastikan layanan kesehatan 24 jam. Policlínicos melibatkan tenaga kesehatan, spesialis dan masyarakat setempat yang terlatih.

Selain itu, Kuba juga punya yang disebut “dokter keluarga”. Jika di Indonesia pasien yang mendatangi dokter, maka di Kuba dokter yang mendatangi pasien.

Konsep “dokter keluarga” berhasil diterapkan oleh Kuba, karena negara komunis itu punya tenaga dokter yang melimpah. Saat ini, Kuba bisa menyediakan satu dokter untuk 148 penduduk. Rasio dokternya termasuk tertinggi di dunia. Luar biasa, kan?

Oiya, Kuba juga punya tenaga medis yang melimpah. Tidak ada cerita kekurangan dokter di Kuba. Dalam 4 dekade, Kuba berhasil menghasilkan 109.000 dokter. Rasio dokter Kuba saat ini: 1 dokter melayani 148 penduduk.

Tiga, kesetaraan gender

Kesetaraan gender di Kuba menakjubkan. Kaum perempuan bisa terlibat aktif di hampir semua ruang kehidupan (ekonomi, politik, dan sosial-budaya).

Keterwakilan perempuan Kuba di parlemen (Majelis Nasional) terbilang tertinggi di dunia, yakni 48,86 persen. Ini merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. Kemudian, 9 dari 15 Provinsi di Kuba dipimpin oleh perempuan. Artinya, lebih dari separuh Provinsi di Kuba diperintah oleh politisi perempuan.

Di lembaga peradilan lebih mencengankan lagi. Menurut Presiden Mahkamah Rakyat Kuba (TSP), Rubén Remigio Ferro, 80 persen hakim di Kuba adalah perempuan. Sedangkan 70 persen pengacara Kuba adalah perempuan. (Sumber: http://english.juventudrebelde.cu/cuba/2015-11-10/women-serving-justice-)

Di bidang pendidikan, kemajuan perempuan Kuba juga luar biasa. Sebanyak 63 persen pendaftar Universitas adalah perempuan. Sedangkan 60 persen sektor profesional dan teknisi Kuba berjenis kelamin perempuan. Data lain menyebutkan, 80 persen mahasiswa di Kuba adalah perempuan. Sedangkan 68 persen lulusannya adalah perempuan.

Perempuan juga berpartisipasi dalam ruang ekonomi. Menurut data ILO, pada tahun 2014, 44 persen perempuan Kuba terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi. Dalam hal upah, upah pekerja laki-laki dan perempuan Kuba relatif sama. Sebagain besar perempuan Kuba bekerja di layanan publik, seperti kesehatan (70 persen) dan pendidikan (80 persen).

Empat, Pemenuhan Hak Buruh

Kuba menjamin hak buruh untuk berserikat dan menggelar pemogokan. Di Kuba, serikat buruh itu independen dari partai politik, termasuk Partai Komunis, dan negara. Serikat buruh juga mandiri secara finansial karena didanai anggotanya.

Hak-hak buruh dilindungi oleh serikat buruh melalui kontrak tertulis. Jam kerja 40-44 jam per minggu. Dan ada 30 hari cuti tahunan.

Setiap PHK, perubahan status kerja, dan lain sebagainya, harus mendapat persetujuan serikat. Serikat punya hak untuk berpartisipasi dalam manajemen perusahaan dan produksi. Serikat juga punya hak menolak dan mengusulkan Undang-Undang.

Lima, Angka Harapan Hidup

Kendati kerap digolongkan negara miskin, angka harapan hidup orang Kuba sangat tinggi: 78,86 tahun (2018). Kalau berdasarkan jenis kelamin: perempuan 80 tahun, sedangkan laki-laki 77 tahun. Tingkat kematian penduduk usia 15 hingga 60 tahun per 1000 penduduk adalah 115 untuk laki-laki dan 75 perempuan.

Enam, Pembangunan Berkelanjutan

Sebuah laporan World Wildlife Fund (WWF) di tahun 2006 menyebut Kuba satu-satunya negara di dunia yang telah mencapai pembangunan berkelanjutan. Pasalnya, Kuba berhasil mengejar kemajuan signifikan pada pembangunan manusia, serperti melek huruf 100 persen dan angka harapan hidup yang tinggi, dengan tingkat kerusakan lingkungan yang sedikit sekali.

Kuba berhasil merancang sebuah model pembangunan yang memproritaskan pembangunan manusia berdampingan dengan pemeliharaan kapasitas ekosistem. Di sektor pertanian, misalnya, Kuba berhasil menyediakan kebutuhan pangan rakyatnya dengan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia dan beralih pada pertanian organik.

Tujuh, kemajuan Olahraga

Meski negeri kecil, miskin pula, prestasi olahraga Kuba pasca revolusi jauh-jauh sekali di atas Indonesia.

Sejak ikut serta Olimpiade di tahun 1900, Kuba sudah mengoleksi 209 medali: 79 emas, 67 perak dan 70 perunggu. Sedangkan Indonesia, yang baru ikut olimpiade di tahun 1952, hanya berhasil mengumpulkan 29 medali: 6 emas (semuanya disumbang oleh bulutangkis), 12 perak dan 13 perunggu.

Yang menarik, sebagian besar medali Kuba itu diperoleh setelah negeri kecil di kepulauan Karibia itu memenangkan revolusi tahun 1959. Sebelum revolusi, setidaknya hingga tahun 1960, Kuba hanya punya 12 medali. Namun, sejak revolusi hingga olimpiade London tahun 2012 lalu, Kuba merebut 197 medali.

Sebagian besar medali itu disumbangkan oleh tinju (67 medali), atletik (40 medali), judo (35 medali), gulat (19), anggar (16) baseball (5), bole volley (5), taekwondo (5), angkat besi (5), menembak (4), kano (3), dan renang (2).

Delapan, Perlindungan Anak

Badan PBB untuk perlindungan anak-anak (UNICEF) memuji keberhasilan negeri komunis itu dalam perlindungan hak-hak anak.

Educa a tu hijo” (Didik anakmu!). Program yang dimulai sejak tahun 1992 ini memberi pendidikan usia dini berbasis komunitas kepada anak-anak Kuba usia 0-6 tahun.

Program ini memadukan antara pendidikan, layanan kesehatan, pemberian nutrisi, olahraga, tempat penitipan anak (day care) dan permainan kepada anak-anak.

Program ini sangat berhasil. Pada 2016, dari 855,000 anak-anak usia di bawah 6 tahun di Kuba, sebanyak 99,5 persen diantaranya berhasil mendapat pendidikan usia dini.

Menariknya, anak usia di bawah satu tahun pun dilibatkan dalam program ini. Kelompok usia ini dilayani melalui jasa penitipan anak yang dioperasikan oleh tenaga profesional dan dokter keluarga.

Disamping program Educa a tu hijo, Kuba juga program pengembangan anak usia dini (ECD), yang memberi layanan lengkap kepada setiap anak-anak dan keluarganya. Mulai dari layanan kesehatan, perlindungan, pendidikan, hingga program kesejahteraan.

Untuk perlindungan kesehatan, Kuba merupakan salah satu Negara di dunia dengan angka kematian bayi terendah, yakni 4,2 kematian per seribu kelahiran.

Kemudian, pada 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Kuba sebagai negara pertama di dunia yang berhasil menghapuskan penularan HIV dan Sipilis dari Ibu ke anak.

Tidak hanya itu, Kuba juga menjadi satu-satunya negara dunia ketiga yang berhasil menghapus gizi buruk. Kasus kurang berat badan (underweight) di Kuba juga terbilang sangat rendah, yakni di bawah 5 persen. Begitu juga dengan jumlah balita stunting berada di bawah 5 persen.

Sembilan, Kualitas Pembangunan Manusia

Kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan, ditunjang pemenuhan kebutuhan dasar, membuat kualitas pembangunan manusia Kuba termasuk terbaik di dunia.

Berdasarkan data UNDP tahun 2019, peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kuba berada di peringkat 72 dengan skor 0.778. Bandingkan dengan Indonesia yang masih diperingkat 111 dengan skor 707.

Sepuluh, Solidaritas Kemanusiaan tanpa Batas

Kuba adalah satu Negara di dunia yang selalu di garis depan untuk aksi-aksi kemanusiaan, mulai dari bencana, bantuan kesehatan gratis, hingga mengatasi wabah penyakit.

Tahun 1960, ketika masih terseok-seok membangun negeri, Kuba sudah mengirim dokter ke Chili yang baru saja diluluhlantakkan oleh gempa bumi. Tahun 1963, Kuba mengirim dokter ke Aljazair.

Fidel Castro menyebut mereka “tentara berseragam putih”. Jika negara imperialis mengirim tentara dan mesim pembunuh ke dunia ketiga, maka Kuba mengirim dokter dan tenaga kesehatan.

Sejak itulah, atas nama solidaritas dan kemanusiaan, Kuba mengirimkan “tentara berseragam putih” ke berbagai belahan dunia, termasuk ke Indonesia saat Aceh dan Yogyakarta diguncang gempa.

Pada tahun 2010, ketika Haiti diguncang gempa dahsyat, Kuba adalah negara pertama yang mengirim dokter-nya untuk menolong rakyat di sana. Sampai-sampai Presiden Haiti saat itu, Rene Preval, berujar: “Bagi rakyat Haiti, pertolongan pertama datang dari Tuhan dan setelah itu dokter Kuba.”

Tahun 2013 lalu, ketika Afrika barat diserang virus Ebola, dokter-dokter Kuba juga berada di garis depan. Sampai WHO memberi ucapan terima kasih khusus kepada Kuba.

Di Amerika latin, dalam satu dekade ada 3,5 juta orang yang berhasil dipulihkan penglihatannya oleh dokter-dokter Kuba secara gratis.

Hingga saat ini, ada 50.000-an tenaga medis profesional Kuba yang bekerja di 66 negara di dunia. Termasuk 2500-an dokter yang bekerja secara sukarela di negara-negara Afrika.

Raymond Samuel

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid