Seorang Teroris Atau Revolusioner?

Carlos The Jackal

    Sutradara : Olivier Assayas
    Tahun Produksi : 2010
    Pemain : Ahmad Kaabour, Alexander Scheer, Edgar Ramirez, Juana Acosta, Nora von Waldstatten

“Demonstrasi tidak akan mengubah apapun. Sudah waktunya untuk aksi,” kata Ilich kepada teman perempuannya, Nydia. Nydia pun segera menjawab: “perjuangan melawan kapitalisme dengan gerilya adalah romantisme. Perempuan cantik ini pun mengambil contoh Che Guevara, yang gugur saat melakukan gerilya di Bolivia.

Ilich memiliki nama lengkap Ilich Ramírez Sánchez. Ia adalah seorang komunis Venezuela, yang banyak bekerjasama dengan gerakan marxis, nasionalis, dan islamis di berbagai negara, termasuk bekerjasama dengan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Ayahnya, yang seorang Leninis, memberinya nama Ilich–dari nama Vladimir Ilyich Lenin- dan dua orang saudaranya yang lain diberi nama Vladimir dan Lenin. Ia sempat kuliah di Universitas Patrice Lumumba di Moskow, tetapi kemudian dikeluarkan karena alasan yang kurang jelas.

Segera setelah itu, Ilich segera berangka ke Beirut, Lebanon, dimana ia segera bergabung dengan FPLP dibawah komando Wadie Haddad. Dari tahun 1973 hingga 1975, Ia terlibat dalam serangkan serangan bersenjata dan bom terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan Israel.

Puncak dari aksi Ilich adalah serangan terhadap markas OPEC di Wina, Austria, pada tahun 1975. Bersama enam orang kawannya, ia menyandera para perwakilan negara-negara OPEC, termasuk delegasi dari Indonesia. Uniknya, saat setiap delegasi dari berbagai negara dipilih mana kawan dan lawan, delegasi Indonesia dianggap golongan netral. Carlos dan enam kawannya berhasil memaksa pemerintah Austria membacakan statemen mereka dan menyiapkan sebuah pesawat ke Baghdad.

Meski berhasil melakukan penyanderaan dan melakukan penerbangan, tetapi Carlos dan kawan-kawannya gagal untuk menjalankan misinya: mengeksekusi Menteri Keuangan Iran Jamshid Amusgar dan Menteri Perminyakan Arab Saudi Ahmad Zaki Yamani.

Kegagalan ini berbuah pertentangan antara dirinya dengan Haddad. Carlos dituding telah menerima uang tebusan sebesar 20 juta hingga 50 juta USD. Tetapi, ia membela diri dan menyatakan bahwa uang tersebut dipergunakan untuk jalan revolusi. Haddad tetap tidak terima, dan Carlos dikeluarkan dari PFLP.

Ia kemudian dikenal dengan nama Carlos, lalu oleh majalah Guardian dipanggil “Carlos the Jackal”. Kisah Carlos The jackal inilah yang diangkat oleh sutradara Perancis, Olivier Assayas, ke dalam sebuah film layar lebar berdurasi 165 menit. Dengan mengenakan baret dan merokok cerutu, Assayas seolah-olah menampilkan Carlos sebagai kembaran dari Che Guevara.

Dalam film ini, Assayes berhasil menggambarkan Carlos sebagai pemuda militan, meledak-ledak, dan berdedikasi tinggi dalam perjuangan. Namun, dalam beberapa adegan, terutama soal seks dan perempuan, Assayas juga seolah-olah menuding Carlos sebagai seorang marxis yang doyan seks.

Sebagimana film “The Baader Meinhof Complex” yang ditonjolkan terorismenya, Film “Carlos The Jackal” ini juga sangat menonjol nuansa terorismenya. Sangat sedikit penjelasan kenapa sebuah perjuangan bersenjata menjadi pilihan yang memungkinkan untuk dipakai.

Setelah keluar dari PFLP dan kematian Haddad akibat diracun oleh agen Mossad, Carlos terlihat berubah menjadi seorang pelancong dari negara ke negara: dari Suriah, lalu ke Yordania, dan akhirnya di Sudan.

Petualangan Carlos berakhir di Sudan. Ia ditangkap oleh angkatan bersenjata Sudan, yang pura-pura melindungi dan memberinya pengamanan istimewa. Carlos lalu diterbangkan ke Perancis dan diadili di sana.

Di dalam penjara Clairvaux, Perancis, Carlos masih sering menulis tentang ide-ide revolusioner. Salah satu bukunya, Revolusionerisme Islam, menyatakan dukungan kepada Osama Bin Laden karena melawan imperialisme AS dan juga dukungan kepada Saddam Husein. Ia menyebut Saddam Husein sebagai “Ksatria terakhir dunia Arab”.

Sebagian besar Eropa dan tidak sedikit kelompok kiri menyebut Carlos sebagai teroris. Akan tetapi, Presiden Venezuela Hugo Chaves menyebutnya seorang “Pejuang Revolusioner”. “Carlos, seorang Venezuela, bukanlah teroris tetapi pejuang revolusioner,” kata Chavez.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid