Rakyat Venezuela Bersiap Menghadapi Agresi Imperialis AS

Lebih dari 100.000 ribu rakyat dan militer Venezuela memobilisasi diri dalam aksi massa maupun latihan militer dalam rangka menghadapi ancaman agresi dari imperialisme Amerika Serikat, Sabtu (14/3/2015).

Latihan militer tersebut diorganisir langsung oleh Kementerian Pertahanan Venezuela dengan melibatkan rakyat, milisi Bolivarian, dan angkatan bersenjata. Mobilisasi dan latihan militer ini merupakan reaksi atas keputusan Presiden Barack Obama menyatakan Venezuela sebagai ancaman bagi keamanan nasional Amerika Serikat.

“Mempertahankan ibu pertiwi adalah kewajiban seluruh rakyat Venezuela, yang harus diambil oleh lembaga swasta, lembaga publik, dan semua instansi pemerintah dan negara,” kata Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López, di basis militer utama di Fuerte Tiuna.

Latihan militer melibatkan 20.000 relawan sipil dan 80.000 anggota Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian (FANB). Bergabung juga anggota Milisi Bolivarian, yang keanggotannya sudah mencapai 35.000 orang di era pemerintahan Chavez.

Milisi Bolivarian mewakili dari fondasi aliansi sipil-militer kerakyatan, yang telah berhasil membela dan mempertahankan revolusi Bolivarian dari berbagai gangguan dan upaya kudeta, termasuk kudeta tahun 2002 yang melibatkan Amerika Serikat.

“Latihan ini bukanlah demonstrasi suka berperang dari sistem pertahanan kami, melainkan upaya membuat rakyat kami bersatu,” kata Vladimir Padriono.

Tentara dan rakyat Bolivarian menyambut baik partisipasi kontingen tentara Rusia dan Angkatan Laut, yang membantu dalam uji coba sistem pertahanan udara Venezuela, termasuk peluncuran rudal buatan Rusia BM-30 Smerch.

Latihan persiapan pertahanan ini dimulai pada hari Sabtu (14/3) dan akan berlangsung selama 10 hari. Latihan tersebut mencakup 30 jenis latihan.

Rakyat Turun Ke Jalan

Ribuan rakyat Venezuela juga turun ke jalanan Ibukota Caracas, Minggu (15/3), untuk mendukung pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memberi kewenangan kepada Presiden dalam menghadapi ancaman agresi oleh imperialis AS.

Dengan melambaikan spanduk, antara lain bertuliskan “Perdamaian” dan “Yankee Pulang Ke Rumahmu”, barisan panjang massa aksi berbaris menuju Istana Presiden Miraflores. Di sana mereka disambut langsung oleh Presiden Nicolas Maduro.

Dengan memuji persatuan nasional dan solidaritas internasional, sebagaimana ditunjukkan oleh rakyat Venezuela dan berbagai bangsa di berbagai belahan dunia, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyerukan agar mobilisasi untuk mempertahankan kedaulatan Venezuela terus berlanjut.

“Atas nama Rakyat Venezuela, saya menyerukan kepada seluruh gerakan kerakyatan, seluruh gerakan solidaritas, seluruh saudara-saudari kami di seluruh dunia, terutama di Amerika latin dan Karibia…untuk tetap memobilisasi diri untuk berbicara dan menuntut kepada seluruh dunia agar memaksa Presiden Obama mencabut keputusan eksekutif mengancam Venezuela,” kata Maduro.

Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, pawai besar-besaran sebagai bentuk dukungan terhadap Venezuela berlangsung di sejumlah kota di berbagai belahan dunia, seperti Argentina, Paraguay, Bolivia, Ekuador, Kuba, Nikaragua, Spanyol, Tiongkok, dan Rusia.

Tekanan juga datang dari sejumlah organisasi negara-bangsa, seperti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Amerika Selatan (UNASUR), Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika Latin (ALBA), Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC), dan lain-lain.

Namun demikian, kendati Venezuela siap meladeni AS hingga konfrontasi bersenjata, pemerintah Venezuela juga siap menyelesaikan persoalan dengan AS melalui jalan dialog. Sepanjang dialog tersebut dilakukan dengan prinsip saling menghormati dan setara, tanpa kepura-puraan dan arogansi.

Untuk itu, Presiden Venezuela telah memerintahkan Duta Besarnya untuk Amerika Serikat, Maximilian Arveláez, berangkat ke Washington guna mendesak Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mencabut perintah eksekutif terhadap Venezuela.

Tidak hanya itu, Presiden Nicolas Maduro juga mengajak 10 juta rakyat Venezuela untuk menulis surat kepada Presiden Barack Obama untuk menghentikan sanksinya terhadap Venezuela.

Diolah dari: venezuelanalysis.com

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid