Penulis-Penulis Dalam Bacaan Kartini

Dalam bukunya, Panggil Aku Kartini Saja, Pramoedya Ananta Toer menyebut Kartini sebagai pemikir Indonesia modern pertama. Pendapat Pram itu tidaklah berlebihan. Jika menilik karya-karya dan tulisan-tulisannya, pengetahuan Kartini sangat luas, mendalam, dan emansipatoris.

Dalam keterbatasan, bahkan dalam kotak pingitan, Kartini tak mau menyerah. Dia berusaha menembus tembok-tembok yang mengurungnya itu lewat bacaan-bacaan. Dia membaca buku-buku yang dikirim oleh kawannya di Belanda.

“Semua itu merupakan satu-satunya titik terang dalam masa yang sedih dan suram itu,” tulis Kartini kepada Estella H. Zeehandelaar, 25 Mei 1899.

Tentu saja, ini hal yang luar biasa: Kartini yang tinggal di sebuah pelosok di Jawa kala itu, dengan batasan dunia feodal yang mengungkungnya, tetap bisa bersinggungan dengan banyak karya penulis dunia.

Berikut ini adalah penulis-penulis yang memperkaya bacaan Kartini.

#1

Multatuli alias Edward Douwes Dekker (1820-1887)

Edward Douwes Dekker pernah menjabat Asisten Residen di Lebak, Banten. Ia terkenal karena keberaniannya membongkar praktek pemerasan dan korupsi Bupati Raden Tumenggung Adipati Kartanatanegara. Karya Multatuli paling berkesan bagi Kartini adalah Max Havelaar dan Minnebrieven (Surat-Surat Cinta).

Max Havelaar berbicara tentang pembesar-pembesar pribumi yang bekerjasama dengan pembesar Belanda merampoki dan memeras rakyat. Sedangkan dari Minnebrieven, Kartini terkesan dengan kata pamungkas: orang Jawa dianiaya/ Aku akan menyetopnya/ Dan: Tugas manusia adalah menjadi manusia.

#2

Israel Zangwill (1864-1926)

Zangwil adalah penulis Inggris. Karyanya yang pernah dibaca Kartini adalah Droomen van het Ghetto/Dreamers of the Ghetto (1898), yang bercerita tentang keadaan sosial yang buruk tentang pemukiman Yahudi di London. Karya ini membuka mata Kartini tentang Eropa yang lain atau sisi lain dari Eropa.

#3

Louis Marie-Anne Couperus (1863-1923)

Dia adalah novelis sekaligus penyair dari Belanda. Couperus pernah ke Hindia-Belanda pada tahun 1873 dan bersekolah di Batavia. Karyanya yang dibaca Kartini adalah Reisinpressie atau Kesan-Kesan Perjalanan dan Eline Vere.

#4

Augusta De Wit (1864-1939)

De Wit adalah novelis Belanda yang lahir di Sibolga, Sumatera Utara. Novelnya yang terkenal adalah Orpheus in de dessa (1903). Namun, yang dibaca oleh Kartini adalah Java: feiten en fantasiën/Jawa, Fakta dan Fantasi (1907), yang banyak bercerita tentang Jawa.

#5

Petrus Augustus de Génestet (1829-1861)

Dia adalah seorang penyair dan ahli teolog Belanda. Kartini sering mengutip sajak karya De Génestet, seperti Een Meikindje atau Kelahiran Mei dan Terugblik atau Buah Renungan.

#6

Cécile de Jong van Beek en Donk (1866-1944)

Dia adalah penulis Belanda dan sekaligus feminis ternama Belanda. Bukunya yang berjudul “Hilda van Suylenburg”, yang bercerita tentang emansipasi wanita, sangat mempengaruhi Kartini. Kartini mengaku tiga kali membaca buku tersebut dan sangat mempengaruhi pemikirannya.

#7

Cornélie Huygens (1848-1902)

Dia adalah penulis, seorang aktivis sosialis-demokrat, dan aktivis feminis. Bukunya yang terkenal “Berthold Meryan” (1902) sangat dikagumi Kartini. Ide-ide feminis sosialis dari pemikiran Huygens sedikit banyak mempengaruhi pemikiran Kartini.

#8

Eugene Marcel Prévost (1862 –1941)

Eugene adalah penulis Perancis. Karyanya yang mempengaruhi Kartini berjudul “Moderne maagden/Les Demi-vierges” (1894), yang membuka pemikiran Kartini mengenai pendidikan dan persoalan perempuan.

#9

Bertha Felicitas Sophie Freifrau von Suttner (1843 –1914)

Dia adalah penulis novel dan pasifis radikal Austria. Di tahun 1905, dia menerima pengharaan Nobel Perdamaian. Dia adalah perempuan kedua peraih Nobel setelah Marie Curie di tahun 1903.Karyanya yang berjudul “De Wapens Neergelegd/ Die Wapen Nieder”, yang berbicara tentang perjuangan untuk memenangkan perdamaian sosial, sangat dikagumi oleh Kartini.

#10

Henryk Sienkiewicz (1846-1919)

Dia adalah jurnalis dan novelis Polandia. Ia juga mendapatkan penghargaan nobel. Karyanya yang terkenal, Quo Vadis, bercerita hubungan cinta antara perempuan Kristen bernama Ligia dengan seorang ningrat romawi Marcus Vinicius di bawah kekaisaran Nero. Di dalamnya terdapat kisah pengorbanan dan keuletan yang menggugah Kartini.

#11

Edna Lyall a.k.a Ada Ellen Bayle (1857 –1903)

Edna adalah novelis Inggris. Karyanya yang terkenal, We Two (Kami Berdua), yang bercerita tentang soal orang atheis dan orang Kristen. Karya ini sangat mempengaruhi Kartini karena dari sinilah ia menyadari, bahwa seorang atheis pun bisa mendapatkan kebenaran, kebesaran, dan kemanusiaan.

#12

Ferdinand August Bebel (1840-1913)

Bebel adalah seorang sosialis Jerman dan pendiri Partai Sosial Demokrat. Dia tokoh penting dalam pergerakan sosialis di Eropa. Karyanya yang berpengaruh bagi Kartini adalah “De Vrouw en Sosialisme/ Woman Under Socialism”. Buku itu cukup membantu memberi perspektif sosialis mengenai perempuan kepada Kartini.

Selain karya-karya besar di atas, Kartini juga membaca buku atau karya warisan leluhurnya, seperti Wulangreh, Centini, dan hikayat-hikayat. Kartini juga banyak membaca koran, majalah, dan lain-lain.

Amisani Khalistani

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid