Pemimpin Iran Menelanjangi AS Soal 11 September Di Majelis Umum PBB

NEW YORK: Pemimpin Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding pemerintahan Bush telah membantu “orchestra” serangan terror 11 september 2001 untuk membenarkan intervensi AS di Timur Tengah.

Pernyataan controversial ini disampaikan saat berpidato dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB, Sabtu (25/9). Seperti biasa saat menyampaikan pidato controversial di sidang tahunan Majelis Umum PBB, Ahmadinejad mengangkat keraguannya atas kredibilitas pemerintahan AS terhadap kekejaman itu.

Dia mengklaim bahwa “seluruh dunia” percaya bahwa pemerintah AS turut mengatur serangan itu untuk membalikkan perekonomian AS yang sedang menurun dan cengkeramannya terhadap timur tengah, serta menyelematkan rejim zionis di sana.

“Dikatakan bahwa 3000 orang tewas dalam tragedy 11 september, yang mana membuat kita sangat sedih,” kata Ahmadinejad. “Namun, hingga sekarang ini, ratusan ribu rakyat sudah terbunuh di Afghanistan dan Irak, dan jutaan orang terluka dan menjadi pengungsi karena konflik yang masih terus berlangsung dan berkembang.”

Sejumlah delegasi Negara-negara anggota PBB melakukan walk-out, diantaranya, 27 negara Uni-eropa, Australia, New Zealand, Canada dan Costa Rica, yaitu Negara-negara yang memang selama ini berada dibelakang kebijakan Imperialisme AS.

Mark Kornblau, jurubicara AS di PBB, memimpin serangan balik terhadap pemimpin Iran itu, dan menyatakan bahwa Ahmadinejad telah memilih “teori konspirasi dan teori anti-semit yang penuh kebencian sebagaimana yang sudah diprediksikan.

AS, yang memimpin serangan illegal ke Irak tahun 2003 berdasarkan tuduhan palsu bahwa rejim Ba’athist menyimpan senjata pemusnah massal (WMD), kini berpendapat bahwa tujuan utama program nuklir Iran adalah untuk senjata pemusnah massal.

Dewan Keamanan PBB sudah melalui empat putaran sanksi ekonomi terbatas yang dimaksudkan untuk memaksa Iran menanda-tangani program perjanjian non-proliferasi, untuk menghentikan program pengayaan uranium dan kembali ke meja perundingan.

Mengacu pada serangkaian sanksi itu, Presiden Ahmadinejad menekankan bahwa semua bangsa penandatangan perjanjian itu berhak untuk mengembangkan untuk menggunakan energy nuklir demi tujuan damai.

Dia mengatakan kepada Sidang Umum PBB; “mereka mempersamakan energy nuklir dan bom nuklir, sementara pada saat yang sama mereka masih mempertahankan, mengembangkan, memajukan persenjataan nuklirnya sendiri.”

Dan mengklaim bahwa AS menghabiskan 80 juta dolar (£ 23.000) untuk mengembangkan senjata nuklirnya.

Namun, dia menekankan bahwa Teheran bersedia berunding dengan AS, PBB, dan masyarakat internasional asalkan berdasar pada prinsip “keadilan dan saling menghormati”.

Obama, yang berbicara pada sesi paginya sebelum pidato sore hari Ahmadinejad, mengatakan bahwa pintu terbuka untuk berdiplomasi dan mengharuskan Iran untuk melewatinya. (Morning Star/Rh)

[post-views]