Menyatukan Suara dan Upaya Untuk Melawan Kekerasan Terhadap Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan biasanya dibicarakan pada hari tertentu setiap tahunnya  sebagai bagian dari kampanye untuk menaikkan kesadaran dan mendorong pemerintah dalam  memerangi berbagai jenis penyalahgunaan, sama tuanya dengan kemanusiaan itu sendiri.

Namun, kami harus mencurahkan lebih banyak hari lain, atau minggu, untuk bekerja melawan satu problem terburuk yang dihadapi oleh kaum perempuan di seluruh dunia.

Survei menunjukkan bahwa 10-58 persen wanita telah disiksa secara fisik oleh pasangan mereka atau pendamping mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Kita perlu statistik lebih lanjut tentang kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan di tempat kerja dan daerah lain di mana masalah ini ada.

“Satu Dari Tiga orang”

Di seluruh dunia, setidaknya satu dari tiga perempuan telah mengalami berbagai penyalahgunaan berbasiskan gender. Kekerasan terhadap perempuan bahkan sudah ada sebelum mereka lahir, dan berlanjut hingga usia tua.

Meskipun sulit untuk mendapatkan perkiraan yang jelas, biaya kekerasan dapat dinyatakan dalam milyaran dana yang dikeluarkan setiap tahun untuk perawatan medis di seluruh dunia.

Juga ada biaya – juga dalam bentuk milyaran – pada hari kerja yang hilang, langkah-langkah untuk menegakkan hukum, dan investasi sia-sia, yang kesemuanya berdampak negative terhadap ekonomi nasional.

Kekerasan terhadap perempuan ditandai oleh tingginya kekerasan di dalam rumah tangga, yang diterima oleh masyarakat, dan berdampak serius dari waktu ke waktu pada perempuan, seperti juga kesehatan dan kesejahteraan.

PBB mendefinisikan kekerasan terhadap perempuan sebagai segala tindakan yang berbasiskan gender yang menghasilkan kerugian fisik, seksual atau tekanan psikologis atau penderitaan, dan segala bentuk ancaman perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan, dalam kehidupan publik atau pribadi.

Apa Yang Tersembunyi

Setelah menjalaninya cukup lama, perempuan kadang tidak mau berbicara tentang penyalahgunaan, dan kadang melihat ini sebagai bagian dari “menjadi perempuan”. Kami menyerah atas hal ini dan ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya.

Bentuk yang paling umum dari kekerasan terhadap perempuan adalah pelecehan secara fisik, seksual, ekonomi, lingkungan dan psikologis oleh pasangan mereka. Pria tidak mendapat hukuman yang setimpal, secara sosial atau hukum, untuk tindakannya melukai atau membunuh pasangan mereka.

Meskipun fakta mengenai kekerasan sudah lama ada, tetapi tidak berarti bahwa dunia menerima hal ini sebagai sesautu yang tak terelakkan dalam kondisi manusia. Agama, filsafat, hukum dan sistem hukum-umum telah muncul untuk mencegah atau membatasi keberadaannya.

Tak satu pun dari mereka benar-benar berhasil, tapi semua telah membuat kontribusi terhadap pengurangan penyakit ini.

Pemeliharaan Kesehatan Publik

Sejak awal tahun 1980, perawatan kesehatan masyarakat telah menjadi sumber daya penting dalam merespon kekerasan.

Beragam kalangan profesional, peneliti dan layanan terkait di banyak bagian dunia telah berusaha untuk menemukan akar masalah ini dan mencegah terjadinya hal itu, kata psikolog Iyama Hernández, seorang spesialis Kuba di Pusat Kesehatan Mental.

ia membuat satu titik yang pantas untuk disorot.

Adalah mungkin untuk mencegah kekerasan dan mengurangi dampaknya, sama halnya dengan pemeliharaan kesehatan masyarakat dengan pencegahan dan pengurangan komplikasi kelahiran, kecelakaan kerja, penyakit menular, dan dampak negatif dari mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi.

Itulah mengapa perawatan kesehatan adalah ruang yang sangat penting untuk memasukkan kekerasan sebagai sosial yang melukai integrasi bio-psiko-sosial dari setiap orang yang menderita karena hal ini dan orang-orang di sekitarnya.

(*) Penulis adalah seorang jurnalis yang memegang gelar master dalam kesehatan seksual dan reproduksi dan merupakan kontributor untuk Prensa Latina.

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid