Mendesak, Rakyat Miskin Harus Belajar Tentang Koperasi

Di tengah gempuran neoliberal yang makin brutal, rakyat miskin harus membangun pertahanan ekonominya sendiri. Karena itu, sudah tiba waktunya bagi rakyat miskin untk belajar banyak soal konsep koperasi dan pengembangannya.

Gagasan itu muncul saat 40-an pengurus Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Sulsel mendiskusikan stategi pembangunan unit produksi anggota dalam Musyawarah Wilayah di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 2 Januari 2012.

Menurut Dg Baji, seorang delegasi dari DPK SRMI Kota Makassar, konsep koperasi sangat relevan untuk mengorganisasikan kemampuan produksi rakyat melalui jenis produksi yang dijalankan secara bersama-sama.

Dengan menguraikan tiga jenis koperasi, yakni koperasi kredit, koperasi konsumsi, dan koperasi produksi, Dg Baji berkeyakinan bahwa kaum miskin bisa membangun sebuah usaha ekonomi guna menopang kebutuhan bersama setiap anggotanya.

“Setidaknya kita bisa bertahan. Sebab, tanpa alat pertahanan ekonomi, neoliberalisme akan membuat rakyat miskin kelaparan,” ujar Dg Baji.

Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa koperasi tidak bisa membawa kemakmuran penuh bagi rakyat, tanpa melikuidasi imperialisme dan kapitalisme.

Koperasi, dimata para pendiri bangsa, dipandang sebagai dasar perekonomian yang cocok dengan semangat tolong-menolong dan gotong-royong bangsa Indonesia. Bahkan gerakan koperasi sempat menjadi pilihan strategi dalam perjuangan anti-kolonial.

Sayangnya, sejak orde baru hingga sekarang, gerakan koperasi terus-menerus mengalami pendistorsian dan pengkerdilan. “Kebanyakan koperasi di jaman soeharto hingga sekarang hanya koperasi papan nama. Tidak jelas anggota dan bidang pekerjaannya,” kata Dg Baji.

Selain membahas soal pentingnya koperasi, Muswil yang dihadiri delegasi pengurus DPK SRMI se-Sulawesi Selatan ini juga membahas soal agenda pendidikan reguler anggota dan pentingnya perjuangan politik.

Untuk agenda pendidikan anggota, SRMI Sulsel sudah siap membangun sekolah-sekolah rakyat dan mencetak tenaga pengajar yang disebut “guru-guru kampung”.

Sementara untuk perjuangan politik, SRMI Sulsel akan membuat kursus politik dan mendistribuskan bacaan soal hubungan antara problem rakyat miskin kota dengan keharusan perjuangan politik.

Di tingkat praktis, Muswil SRMI Sulsel menganjurkan setiap anggotanya berpartisipasi dalam perebutan kekuasaan politik. Untuk tahap awal, setiap anggota dianjurkan terlibat dalam pemilihan RT/RW, kepala desa, karang taruna, dan lain-lain.

SRMI juga menyerukan anggotanya untuk berpartisipasi dalam forum-forum warga dan mengarahkan forum itu untuk merespon kebutuhan rakyat.

Muswil ini menghasilkan kepengurusan DPW SRMI Sulsel yang baru, yaitu: Firdaus (Ketua), Nizar (Sekretaris), dan Dra. Andi Asni (Bendahara). Acara Muswil ini juga dihadiri langsung oleh Ketua Umum SRMI, Wahida Baharuddin Upa, yang turut menjelaskan strategi pembangunan SRMI kedepan.

BABRA KAMAL | GITA INDAH

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid