Inilah Negara yang Runtuh Karena Gempa Bumi

Pernah terjadi dalam sejarah, gempa bumi tidak hanya meruntuhkan bangunan, tetapi juga Negara. Ini fakta sejarah, bukan dongeng.

Itu terjadi pada 1812. Saat itu, di benua Amerika sana, berdiri sebuah Negara baru merdeka. Namanya: Republik Pertama Venezuela. Negara baru itu runtuh akibat gempa bumi.

Jadi ceritanya singkatnya begini.

Sejak 1502, tanah Venezuela dijajah oleh Spanyol. Memasuki tahun 1800-an, seiring dengan lahirnya kaum terdidik Venezuela, perjuangan kemerdekaan mulai muncul.

Spanyol sendiri ditundukkan oleh Napoleon tahun 1808. Situasi itu dimanfaatkan oleh gerakan kemerdekaan, termasuk di Venezuela, untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Pada 19 April 1810, sejumlah elit di Caracas—sekarang Ibukota Venezuela—memproklamirkan pemerintahan junta, yang semi-independen dari Spanyol. Pemerintahan Junta di Caracas diikuti oleh Provinsi yang lain.

Tak lama kemudian, kelompok radikal dalam pemerintahan junta, seperti Simon Bolivar,  José Félix Ribas, dan Francisco de Miranda, berhasil memperjuangkan kemerdekaan penuh. Akhirnya, pada 5 Juli 1811, Kongres menyetujui kemerdekaan penuh Venezuela atas penjajah Spanyol. Lahirnya Republik Pertama Venezuela.

Tentu saja, lahirnya Republik Pertama ini ditentang oleh penjajah Spanyol. Juga oleh kalangan elit dan konservatif Venezuela sendiri, yang selama ini mendapat hak istimewa di bawah kolonialis. Para penentang Republik, yaitu para elit dan konservatif, disebut “kaum royalis”.

Spanyol sendiri mengirim bala tentara yang dipimpin oleh Kapten Domingo Monteverde. Sementara kaum royalis membentuk kekuatan bersenjata. Aliansi Spanyol-Royalis ini yang terus menjepit Republik pertama.

Namun, karena mendapat dukungan rakyat jelata, Republik Pertama tidak gampang ditumbangkan oleh aliansi Spanyol-Royalis.

Sampai pada 26 Maret 1812, sekitar setengah lima sore, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang Caracas dan sekitarnya. Selain meratakan bangunan, gempa menyebabkan sekitar 12.000 –20.000 orang tewas.

Seorang royalis, José Domingo Díaz, menceritakan kejadian mengerikan itu. 

“Hari itu, jam 4 sore, langit Caracas sangat jernih dan cerah. Tetapi panasnya luar biasa. Ada tetasan air yang turun, tapi tak ada awan yang menurunkannya. Saya pergi ke gereja Katedral. Baru melangkah sekitar 100 langkah, bumi mulai bergerak dengan suara yang mengerikan. Aku berlari, beberapa bangunan roboh di depanku. Aku menyaksikan kehancuran kota.

Suara yang tak bisa kujelaskan itu disusul dengan keheningan bak kuburan. Saat itu, saya sendiri di tengah alun-alun dan reruntuhan. Saya mendengar jeritan orang-orang yang sekarat di dalam bangunan.”

Gempa menghancurkan segalanya. Begitu parahnya, sehingga pemerintahan Republik tak bisa berbuat banyak. Butuh beberapa dekade bagi Caracas untuk memulihkan diri.

Perwakilan Kerajaan Brazil, Miguel María Lisboa, yang mengunjungi Caracas 40 tahun pasca gempa, menulis: Siapa pun yang mengunjungi Caracas pertama kali tidak dapat merenung, dengan suasana yang melakolis, menyaksikan yang ada, meskipun 40 tahun berlalu sejak gempa berat 1812.”

Di sisi lain, pemerintahan Republik hanya punya sumber daya terbatas untuk melakukan tanggap darurat. Inilah yang membuat banyak orang mengalami demoralisasi dan pelan-pelan bergeser mendukung kaum royalis.

Ditambah lagi, karena datangnya gempa bertepatan dengan “Kamis Putih”, para agawan konservatif pendukung Royalis mengaitkan gempa sebagai hukuman atas pembangkangan terhadap tahta suci kerajaan Spanyol.

Singkat cerita, tak lama setelah gempa, yang disusul dengan hilangnya dukungan rakyat terhadap pemerintah, Negara bernama Republik Pertama Venezuela pun runtuh.

Simon Bolivar, salah satu tokoh penting pendiri Republik, menulis oto-kritik atas runtuhnya Republik Pertama. Otokritik itu diberi nama “Manifesto Cartagena”. Dari beberapa point krusial penyebab runtuhnya Republik pertama, Bolivar menyebut faktor gempa bumi.

Memang, cerita Negeri yang hancur karena bencana bukan hal baru. Di sejarah Negeri kita, ada kisah Kerajaan Tambora yang hancur karena ledakan gunung Tambora.

Di dunia, ada kisah peradaban super-maju, Atlantis, yang tenggelam karena bencana alam.

Singkat cerita, dari pengalaman gempa Caracas 1812, antisipasi bencana itu menjadi penting. Setiap negeri, apalagi yang rawan bencana, harus punya langkah mitigasi yang bagus.

RAYMOND SAMUEL

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid