OAKLAND (San Fransisco): Ratusan demonstran pada hari Minggu (20/6) mengutuk blokade Jalur Gaza oleh Israel dengan membuat pagar betis di Pelabuhan Oakland agar kapal kargo Israel dari perusahaan pelayaran Zim tidak dapat membongkar muatannya pada hari itu.
“Tujuan kami adalah memboikot kapal ini selama 24 jam, dan kami berhasil melakukan itu,” kata Richard Becker dari Koalisi ANSWER (Act Now to Stop War and Racism – Bertindak Sekarang untuk Stop Perang dan Rasisme), salah satu kelompok yang mengorganisir aksi protes tersebut.
Tekanan internasional untuk mengakhiri penutupan Gaza telah meningkat sejak pasukan komando Israel menewaskan 9 orang saat menyerbu armada kapal yang berupaya menerobos blokade pada 31 Mei.
“Aku ingin rakyat Palestina memiliki tanahnya dan perdamaian. Mereka telah menderita selama 60 tahun, dan sudah waktunya mereka mendapat keadilan,” kata Marina Gutierrez, salah seorang demonstran.
Serikat Buruh Pelabuhan Swedia (SPWU) juga menerapkan aksi serupa beberapa minggu lalu dengan memblokade kapal dan barang Israel dari tanggal 15 hingga 24 Juni sebagai respon terhadap “penyerangan kriminal yang tak ada duanya terhadap konvoy kapal yang damai,” demikian juru bicara SPWU, Peter Annerback.
SPWU memiliki sekitar 1500 anggota dan mendukung kapal ke Gaza yang membantu “Armada Kebebasan.”
Israel secara formal mengumumkan pada hari Minggu bahwa ia akan melonggarkan blokadenya terhadap Gaza dengan membolehkan lebih banyak barang memasuki area yang termiskinkan itu.
Namun langkah ini dinilai belum memadai oleh berbagai pihak.
Salam Kanaan dari organisasi Save the Children berkomentar: “Sekedar melonggarkan blokade dengan membolehkan lebih banyak barang tidaklah cukup. Bagaimana dengan anak-anak yang sakit dan membutuhkan perawatan medis di luar Gaza yang dapat menyelamatkan hidupnya? Akankah mereka dan keluarga mereka dibolehkan menyeberangi perbatasan dengan bebas?”
“Pengumuman ini memperjelas bahwa Israel tak berniat mengakhiri hukuman kolektifnya terhadap penduduk sipil Gaza, tapi hanya menguranginya,” kata Malcolm Smart dari Amnesty International. “Ini tidak cukup.”
Tony Blair mengatakan bahwa Kuartet – PBB, AS, Uni Eropa dan Rusia – akan terus berbicara dengan Israel untuk “mewujudkan prinsip-prinsip” yang telah disepakati. “Keputusan untuk membolehkan bahan makanan dan peralatan rumah tangga adalah awalan baik.”
Sementara pemerintahan Hamas yang berkuasa di Gaza memandang skeptis langkah Israel ini.
“Israel membohongi dunia untuk menghindari gelombang kritik internasional baru-baru ini,” kata Menteri Ekonomi Hamas, Ziad al-Zaza dalam wawancara dengan Radio al-Quds Senin ini.
Ia menyerukan dihapuskannya blokade serta mengatakan bahwa tindakan Israel ini bukan berarti pengepungan berakhir
“Membolehkan masuknya barang ke Gaza namun melarang bahan bangunan tidak ada artinya,” katanya “Kami tidak butuh penganan dan kripik. Kami butuh bahan bangunan.” (Al Jazeera, Press TV, SFC)
- Fascinated
- Happy
- Sad
- Angry
- Bored
- Afraid