Aktivis Difabel Unggul di Pilpres Ekuador

Pemilu Presiden Ekuador, yang berlangsung hari Minggu (20/2/2016), membawa kejutan. Lenin Moreno, seorang aktivis difabel, unggul sementara dalam perolehan suara.

Dari 93,4 persen suara yang sudah dihitung, Moreno mengumpulkan 39,18 persen suara. Sedangkan pesaing terberatnya dari partai kanan Creando Oportunidades (CREO), Guillermo Lasso, mendapat 28,38 persen suara.

Tempat ketiga ditempati oleh kandidat partai konservatif Kristen Sosial (PSC), Cynthia Viteri, dengan perolehan suara sekitar 16,16 persen suara.

Hasil akhir Pilpres akan diumumkan dalam dua hari kedepan oleh Komisi Pemilihan Umum (CNE) Ekuador. Dalam sistim pemilu Ekuador, seorang kandidat dianggap menang jika bisa menembus perolehan suara 40 persen dan perbedaan 10 poin dengan kandidat di belakangnya.

Artinya, jika di hasil akhir perolehan suara Moreno tidak mencapai 40 persen, maka akan diadakan pilpres putaran kedua yang dijadwalkan pada April mendatang.

Moreno adalah kandidat yang diusung oleh partai berhaluan kiri-sosialis, Alianza PAIS (kebanggan dan kedaulatan tanah air), yang didirikan tahun 2006 oleh Rafael Correa, Presiden Ekuador sejak 2007 hingga sekarang.

Pemerintahan Correa dan Alianza PAIS bercita-cita mewujudkan sosialisme abad-21 melalui revolusi nasional mereka yang disebut “Revolusi Kewargaan”. Revolusi ini telah mengubah Ekuador menjadi lebih baik secara ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Moreno sendiri adalah mantan Wakil Presiden Correa periode 2007-2013. Dia berjanji akan melanjutkan Revolusi Kewargaan jika terpilih sebagai Presiden.

“Sepuluh tahun yang lalu, orang-orang Ekuador berpikir inilah negara paling buruk di dunia. Semuanya telah berubah dengan Revolusi Kewargaan ini,” kata Moreno.

Menurutnya, melanjutkan Revolusi Kewargaan berarti melanjutkan perjuangan untuk perdamaian dan kehidupan.

“Revolusi ini akan berlanjut, abadi, dan sekarang di seluruh Negeri,” ujarnya, seperti dikutip teleSUR, Rabu (15/1/2017).

Sudah 10 tahun Revolusi Warga mengubah Ekuador. Sejak itu 1,5 juta rakyat Ekuador berhasil dikeluarkan dari kemiskinan. Upah minimum naik dua kali lipat. Belanja sosial untuk kaum miskin juga naik berlipat-lipat. Dan pengangguran berkurang 4 persen.

Moreno, yang lahir 19 Maret 1953, adalah aktivis pergerakan sejak usia muda. Dia pernah terlibat gerakan “Furajidos” yang turut menggulingkan Presiden Gutierrez di tahun 2005.

Tahun 1998, Moreno jadi korban penembakan. Sejak itu dia menderita lumpuh dan terpaksa memakai kursi roda. Namun, keterbatasan tidak menghambatnya bergerak untuk mendorong perubahan.

Dia mendirikan gerakan yang menyuarakan hak-hak penyandang disabilitas. Tahun 2008, dia ditunjuk sebagai Duta Khusus PBB untuk kampanye perlindungan penyandang disabilitas. Tahun 2012, Moreno diusulkan mendapat penghargaan Nobel atas kerja-kerja kemanusiaannya.

Tahun 2007, Rafael Correa menunjuknya sebagai Wakil Presiden. Jabatan itu dipegangnya hingga 2013. Saat tak menjabat Wapres, dia terus bekerja untuk isu-isu kemanusiaan.

Hingga, Oktober 2016, Alianza PAIS mengusung Moreno sebagai Calon Presiden.

Raymond Samuel

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid