Cegah Harga Pangan Melonjak, Ini 4 Rekomendasi IKAPPI

Dalam dua pekan terakhir, terjadi kenaikan harga pangan di sejumlah daerah. Memang, kenaikannya belum signifikan. Tetapi bisa melonjak tinggi bila tidak segera diantisipasi.

Untuk itu, para pedagang yang berhimpun dalam Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan empat rekomendasi untuk menstabilkan harga barang.

Pertama, Pertama, pemerintah diminta segera memastikan dan melakukan pemetaan wilayah produksi pangan nasional. Hal ini dinilai penting agar masyarakat dapat melihat secara utuh apa saja yang menjadi kendala dan menyebabkan terjadinya kenaikan harga pada beberapa barang kebutuhan pokok.

“Untuk itu validitas data menjadi sangat penting guna menjadi acuan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga harus memastikan sektor hulu terkendali sesuai dengan data yang dimiliki,” kata Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri, di Jakarta, Sabtu (26/12).

Kedua, Pemerintah harus memastikan kelancaran jalur distribusi dari petani di daerah produksi pangan hingga ke pasar tradisional. Untuk it, harus ada kerjasama lintas Kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan (Kemendag), hingga Kepolisian.

Kerjasama tersebut, kata Abdullah, untuk memastikan jalur distribusi barang tersebut tidak mengalami hambatan dan kendala.  Selain itu, pihaknya juga mengusulkan adanya subsidi distribusi yang dapat menekan lonjakan harga barang.

“Seperti yang kita ketahui bersama bahwa selama ini, biaya distribusi mempengaruhi harga barang hingga 21% lebih. Maka subsidi distribusi dan pemangkasan jalur distribusi dapat mengurangi lonjakan harga,” jelasnya.

Ketiga, pemerintah harus bersikap tegas terhadap pihak pihak yang melakukan aksi penimbunan. Sebab, aksi semacam inilah yang akhirnya menyudutkan pedagang pasar, seakan-akan pedagang pasar yang melakukan aksi ambil untung dari situasi yang ada.

“Padahal pedagang adalah korban dari aksi nakal para penimbun ini. Bila komoditas tertentu langka, pasti harga beli pedagang ke pemasok juga naik. Harga yang tinggi ini menyebabkan menurunnya pembeli sehingga turut pula berdampak pada penurunan omzet pedagang,” jelas dia.

Keempat, melakukan edukasi kepada konsumen terkait asumsi yang sering kali berkembang bahwa setiap kali menjelang hari besar keagamaan ‘pasti barang barang mahal’.

“Asumsi ini mendorong mereka untuk melakukan aksi beli dalam skala besar sebagai stok untuk mencukupi kebutuhan saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal. Hal ini bila tidak disikapi dengan menjaga ketersediaan barang dan alur distribusi akan menimbulkan masalah kelangkaan barang,” imbuhnya.

Terakhir, IKAPI menyatakan kesediaannya bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok ini.

Muhammad Idris

Share your vote!


Apa reaksi Anda atas artikel ini?
  • Fascinated
  • Happy
  • Sad
  • Angry
  • Bored
  • Afraid